Kerajaan Sumedang Larang ᮊᮛᮏᮃᮔ᮪ ᮞᮥᮙᮨᮓᮀ ᮜᮛᮀ (Aksara Sunda) | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
721–1620 | |||||||||||
Ibu kota | Citembong Girang (721–980) Ciguling (980–1529) Kutamaya (sekarang Sumedang) (1529–1585) Dayeuh Luhur (1585–1610) Tegal Kalong (1610–1620) | ||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Sunda Kuno, Sunda Klasik | ||||||||||
Agama | Islam | ||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||
Prabu | |||||||||||
• 900 | Prabu Guru Adji Putih | ||||||||||
• 1529 | Ratu Pucuk Umun/Nyi Mas Ratu Dewi Inten Dewata/Nyimas Setyasih | ||||||||||
Prabu Geusan Ulun | |||||||||||
Prabu Suriadiwangsa (anak Prabu Geusan Ulun dengan Putri Harisbaya) | |||||||||||
Sejarah | |||||||||||
• Berdiri sebagai bagian dari Kerajaan Sunda dan Galuh | 721 | ||||||||||
• Menjadi bagian Kesultanan Cirebon | 1530 | ||||||||||
• Peristiwa Harisbaya, menjadi negara berdaulat | 1585 | ||||||||||
• Bergabung dengan Kesultanan Mataram[1] | 1620 | ||||||||||
Mata uang | Uang emas dan perak | ||||||||||
| |||||||||||
Sekarang bagian dari | Indonesia | ||||||||||
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Kerajaan Sumedang Larang (aksara Sunda: ᮊᮛᮏᮃᮔ᮪ ᮞᮥᮙᮨᮓᮀ ᮜᮛᮀ) adalah salah satu kerajaan Islam di pulau Jawa bagian barat yang berdiri pada tahun 721 M. Kerajaan ini sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi, tetapi baru menjadi sebuah negara berdaulat di abad ke-16 Masehi.[2][3] Popularitas kerajaan ini tidak menonjol sebagaimana kerajaan Demak, Mataram, Banten dan Cirebon dalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Namun keberadaan kerajaan ini memberikan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya di kalangan orang Sunda dalam proses penyebaran agama Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kesultanan Banten.[4][5]