Kesetaraan kesempatan adalah kondisi yang adil ketika lamaran pekerjaan diperlakukan sama, tidak terhalang hambatan buatan, prasangka atau preferensi, kecuali ketika perbedaan tertentu secara eksplisit dapat dijustifikasi.[1] Oleh karenanya, ini sering menjadi konsep yang rumit dan diperdebatkan,[2] tujuannya adalah supaya pekerjaan penting dalam suatu organisasi harus diberikan kepada orang yang paling berkualifikasi - orang yang paling mungkin mampu mengerjakan tugas yang diberikan - dan tidak diberikan dengan alasan semaunya atau tidak relevan, seperti kelahiran, asuhan, memiliki koneksi kerabat atau teman,[3] agama, jenis kelamin,[4] etnisitas,[4] ras, kasta,[5] atau atribut pribadi yang tidak disengaja seperti disabilitas, umur, identitas gender, atau orientasi seksual.[5][6]
Peluang untuk kenaikan pangkat harus terbuka bagi semua orang yang tertarik,[7] sehingga mereka memiliki "kesempatan yang sama untuk bersaing dalam kerangka tujuan dan struktur aturan yang ditetapkan".[8] Idenya adalah untuk menghilangkan kesewenang-wenangan dalam proses seleksi dan melandaskannya pada "dasar keadilan yang telah disepakati sebelumnya, dengan proses penilaian terkait dengan jenis posisinya"[3] dan menekankan pada cara prosedural dan hukum.[5][9] Seseorang harus berhasil atau gagal berdasarkan pada usahanya dan bukan pada kondisi ekstra seperti memiliki orang tua yang memiliki koneksi.[10] Konsep ini menentang nepotisme[3] dan memainkan peran mengenai apakah struktur sosial dianggap sah.[3][5][11] Konsep ini berlaku di bidang kehidupan publik yang manfaatnya diperoleh dan diterima seperti pekerjaan dan pendidikan, meski dapat juga digunakan di banyak bidang lain. Kesetaraan kesempatan adalah konsep utama dalam meritokrasi.
This complex and contested concept...
(Fall 2008 Edition)
via Encyclopedia.com
(see page 47)
(from the abstract) [...] Agreement is widespread that equality of opportunity holds in a society if the chances that individuals have to succeed depend only on their own efforts and not on extraneous circumstances.
[...] created new entrance criteria for students coming from less economically favored social strata.