Tanggal | 01 Desember 2019 | –sekarang
---|---|
Durasi | 4 tahun, 11 bulan dan 2 minggu |
Lokasi | |
Penyebab | serangan belalang 2019-2020, konflik bersenjata, pandemi COVID-19 (termasuk berhubungan dengan resesi, karantina wilayah dan pembatasan perjalanan) |
Bagian dari seri artikel mengenai |
Pandemi Covid-19 |
---|
|
Portal COVID-19 |
Selama pandemi, ketahanan pangan menjadi perhatian global. Hal itu tampak pada adanya beberapa peringatan kelaparan pada kuartal kedua tahun 2020.[3] Menurut berbagai prediksi, ratusan ribu orang di dunia meninggal dunia dan jutaan lainnya mengalami kelaparan tanpa adanya upaya bersama dalam mengatasi masalah ketahanan pangan. Per Oktober 2020, usaha-usaha ini mengurangi risiko kelaparan yang meluas akibat pandemi COVID-19.[4]
Kelaparan dikhawatirkan menjadi hasil dari resesi Covid-19 sehingga beberapa langkah diambil untuk mencegah penyebarannya.[5][6] Selain itu, serangan belalang yang terjadi pada 2019-2020,[7] perang yang terus berlangsung dan kekacauan politik di sejumlah negara juga dinilai sebagai penyebab dari munculnya kasus kelaparan.[8]
Pada September 2020, David Beasley, Direktur Eksekutif dari Program Pangan Dunia, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh negara donatur selama lima bulan sebelumnya, termasuk penyediaan $17 triliun dalam stimulus fiskal dan dukungan bank sentral, penangguhan pembayaran hutang yang dilakukan oleh IMF dan negara-negara G20 untuk keuntungan negara yang lebih miskin dan dukungan donor untuk Program Pangan Dunia, telah mencegah dan membantu 270 juta orang dari risiko kelaparan. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa meskipun tindakan tersebut berdampak dalam mencegah kelaparan massal di negara-negara miskin, tindakan donor lebih lanjut diperlukan untuk mencegah kelaparan pada 2021 ketika konflik regional dan pandemi terus berlanjut.[9]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :9
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1