Khulafaur Rasyidin | |
---|---|
bahasa Arab: الخلفاء الراشدون | |
Gelar | Khalīfat ar-Rasūl (masa Abu Bakar) Amirul Mukminin (sejak masa Umar) |
Kediaman | Madinah (632–656) Kufah (656–661) |
Ditunjuk oleh | Syurā |
Pejabat perdana | Abu Bakar |
Dibentuk | 8 Juni 632 |
Pejabat terakhir | Ali bin Abi Thalib |
Jabatan dihapus | 28 Juli 661 |
Bagian dari seri tentang |
Islam Sunni |
---|
Portal Islam |
Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: الخلفاء الراشدون, translit. al-Khulafāʾ al-Rāsyidūn, terj. har. ''Khalifah yang Dibimbing dengan Benar''), atau hanya Rasyidin, adalah istilah yang digunakan oleh Muslim Sunni untuk menyebut empat orang khalifah yang memimpin negara Islam pertama Kekhalifahan Rasyidin setelah kematian nabi Islam Muhammad. Mereka adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin 'Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Pemerintahan para khalifah ini, yang disebut Kekhalifahan Rasyidin (632–661), dianggap dalam Islam Sunni sebagai pemerintahan yang telah "dibimbing dengan benar" (bahasa Arab: راشد, translit. rāsyd), dan merupakan model (sunnah) yang harus diikuti dan diteladani dari sudut pandang agama.[1]
Abu Bakar (m. 632–634) terpilih sebagai Khalifah pertama dalam peristiwa Saqifah Bani Sa'idah segera setelah kematian Muhammad. Aksesinya ditolak oleh beberapa orang sahabat Muhammad, yang paling menonjol diantara mereka adalah Ali bin Abi Thalib, yang kemudian menyerah dan menawarkan kesetiaannya.[2] Abu Bakar memerangi kelompok murtad, dan memperluas wilayah kekhalifahan. Pemerintahannya yang singkat berakhir dengan kematiannya di tahun 634 M. Penerus Abu Bakar adalah Umar bin Khattab (m. 634–644), yang juga seorang sahabat terkemuka Muhammad. Bersamaan dengan penaklukan Persia Sasaniyah dan dua pertiga dari Bizantium Romawi, Umar membangun struktur politik dan administrasi negara. Ia menciptakan diwan, sebuah badan ekonomi negara, ia juga menetapkan kebijakan yang memperbolehkan pembangunan kembali pemukiman Yahudi di Yerusalem. Kekhalifahannya berakhir ketika dia dibunuh oleh Abu Lu'lu'ah, seorang budak dari Persia.
Sebelum kematiannya, Umar membentuk sebuah panitia yang beranggotakan enam orang untuk memilih khalifah baru setelah kematiannya, dan Utsman bin Affan (m. 644–656) adalah yang terpilih di antara mereka. Utsman mungkin adalah khalifah paling dikenang karena berjasa dalam pengumpulan Al-Qur'an dan membentuknya menjadi sebuah mushaf seperti yang dibaca saat ini. Kebijakan Utsman untuk menetapkan anggota keluarganya sebagai pejabat dan gubernur kemudian menimbulkan pemberontakan yang mengakibatkan dirinya terbunuh pada 656 M. Ali bin Abi Thalib (m. 656–661), mewarisi kekacauan yang terjadi pada akhir masa kekhalifahan Utsman. Ia termasuk dari enam orang dari anggota panita yang ditunjuk Umar dalam Pemilihan Utsman. Pada masa pemerintahannya, Ali menghadapi konflik internal yang dikenal sebagai Fitnah Pertama. Pihak ketiga, Khawarij, memutuskan untuk mengakhiri konflik dengan membunuh tiga orang yang dianggap penyebab peperangan, yaitu Ali, Mu'awiyah bin Abi Sufyan, dan Amr bin Ash. Dari ketiga orang tersebut, hanya Ali yang berhasil dibunuh. Putranya, Hasan, mengakhiri konflik dengan menyerahkan kekhalifahan kepada Mu'awiyah.