Kimia organik

Struktur dari molekul metana: ikatan hidrokarbon yang paling sederhana.

Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik[1]. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.

Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, tetapi telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antarkarbon misalnya oksida, garam, asam, karbida, dan mineral. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metana dan turunannya.

Ada banyak sekali penerapan kimia organik dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya, penerapan pada bidang makanan, obat-obatan, bahan bakar, pewarna, tekstil, parfum, dan lain sebagainya.

  1. ^ M.Si, Bramianto Setiawan, S. Pd; M.Pd, Drs Achmad Fanani; M.Pd, Imas Srinana Wardani, S. Pd; M.Pd, Drs Triman Juniarso (2022-03-24). ILMU ALAMIAH DASAR. Cv. Eureka Media Aksara. ISBN 978-623-5251-54-7. 

Developed by StudentB