Klise adalah ekspresi, ide, atau elemen karya seni yang terlalu sering digunakan sehingga makna atau efek aslinya memudar, bahkkan sampai terdengar menyebalkan, apalagi ketika elemen tersebut awalnya dianggap bermakna atau baru.[1]
Dalam frasaologi, istilah ini memiliki arti teknis yang mengacu pada ekspresi yang dipengaruhi oleh pemakaian bahasa konvensional. Istilah ini sering digunakan dalam budaya modern untuk menyebut ide yang sudah diperkirakan sebelumnya berdasarkan peristiwa yang terjadi sebelumnya. Klise umumnya bersifat peyoratif dan tidak selalu salah atau keliru. Sebuah klise bisa saja benar atau tidak.[2] Beberapa klise adalah stereotipe, tetapi ada juga yang benar-benar truisme dan fakta.[3] Klise kadang dijadikan bahan lelucon dalam karya fiksi.
Banyak frasa atau kalimat yang awalnya dianggap sebagai suatu terobosan, tetapi kehilangan pengaruhnya akibat terlalu sering digunakan.[4] Terkait dengan klise, David Mason dan John Frederick Nims pernah mengutip sebuah kalimat dari Salvador Dalí: "Lelaki pertama yang membandingkan pipi seorang gadis dengan setangkai mawar adalah penyair; lelaki pertama yang mengulangi perbandingan tersebut adalah orang bodoh."[5] Saat mengeluarkan pernyataan tersebut, Dalí menyesuaikan kata-kata penyair Prancis Gérard de Nerval: "Lelaki pertama yang membandingkan perempuan dengan setangkai mawar adalah penyair, lelaki kedua adalah orang bodoh."[6]
Klise kadang merupakan wujud nyata keabstrakan yang bergantung pada analogi atau efek hiperbol yang biasanya diambil dari pengalaman sehari-hari.[7][8] Jika tidak terlalu sering digunakan, klise bisa berhasil, tetapi pemakaian klise dalam tulisan, pidato, atau argumen dianggap sebagai tanda ketidakbecusan atau tidak mampu menghasilkan karya asli.