Korps Pasukan Khusus | |
---|---|
Korps Speciale Troepen | |
Aktif | 1948–1950 |
Negara | Belanda |
Cabang | Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) |
Tipe unit | Komando |
Peran | Peperangan amfibi Pertempuran jarak dekat Kontra-pemberontakan Aksi langsung Pengamat garis depan Peperangan rimba Penyerbuan Pengintaian Search and destroy Pengintaian khusus Pelacakan |
Jumlah personel | 570 |
Pertempuran | Revolusi Nasional Indonesia |
Dibubarkan | 1950 |
Tokoh | |
Tokoh berjasa | Lihat Daftar |
Korps Speciale Troepen (KST; "Korps Pasukan Khusus") adalah unit pasukan khusus Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) yang dibentuk untuk ditempatkan melawan kaum revolusioner Indonesia selama Revolusi Nasional Indonesia. Unit ini dibentuk pada tahun 1948 bersama dengan Depot Speciale Troepen (DST; "Depot Pasukan Khusus"), dan kemudian dibubarkan bersama Tentara Kerajaan Hindia Belanda pada tahun 1950, yang saat itu namanya telah diubah menjadi Regiment Speciale Troepen (RST; "Resimen Pasukan Khusus").[1][2]
DST terdiri dari sekitar 570 personel pada pendiriannya di tahun 1945, dan memiliki pendahulu di Korps Insulinde ("Korps Insulindia") yang melakukan operasi klandestin selama pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pada bulan Juni 1949, 250 personel dari Kompi Parasut ke-1 diintegrasikan ke dalam Korps. KST, yang akan mencapai kekuatan maksimumnya berjumlah 1.250 orang, terdiri dari sukarelawan perang Belanda (OVW), tentara Eurasia, dan pribumi, termasuk orang Maluku. Saat ini, Korps Komandotroepen (KCT; "Korps Komando") dari Angkatan Darat Kerajaan Belanda dianggap sebagai penerus dari RST.[1]
Tentara Nasional Indonesia kagum dengan kemampuan dan keterampilan pasukan KST, terutama penembak runduk mereka. Hal ini kemudian mengilhami para jenderal Indonesia yang terlibat untuk meniru KST dan membentuk sebuah kesatuan pasukan khusus untuk Indonesia, yang kemudian hari dikenal sebagai Kopassus.[butuh rujukan]