Kudeta APRA | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia | |||||||
Markas Divisi Siliwangi diduduki APRA pada masa kudeta. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Kapten Westerling |
Kolonel Ali Sadikin Adolf Gustaaf Lembong † | ||||||
Pasukan | |||||||
Divisi Siliwangi[1] | |||||||
Kekuatan | |||||||
2.000 tentara APRA[2] | 4.500 tentara TNI[2] | ||||||
Korban | |||||||
≈100 terbunuh[2] |
Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa yang terjadi pada 23 Januari 1950 di mana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang ada di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda.