Malu adalah salah satu bentuk emosi manusia.[1] Malu dicirikan dengan perasaan aprehensi (gelisah), kurangnya rasa nyaman, atau canggung tekhususnya pada saat seseorang tersebut berada di area dengan banyak orang. Hal ini biasa terjadi pada situasi-situasi baru atau orang yang tidak dikenal; orang yang pemalu dapat memilih untuk menghindari situasi-stuasi ini. Meski malu dapat menjadi ciri orang dengan harga diri rendah, ciri yang paling mendefinisikan malu adalah ketakutan mengenai apa yang orang pikirkan mengenai perilaku orang tersebut, Ketakutan akan reaksi negatif ini, seperti diledek atau dikritik dapat membuat seorang pemalu untuk mundur. Wujud lebih parah malu dapat dirujuk sebagai kecemasan sosial atau fobia sosial.[2][3]
Dalam beberapa buku, misalnya buku berjudul Shame: Theory, Therapy, Theology karya Stephen Pattison dan Shame: Exposed Self karya Michael Lewis, malu identik dengan perasaan yang dialami Hawa di Surga ketika ia melanggar perintah Tuhan untuk tidak memakan buah Khuldi.[1][4] Pada saat itu dikisahkan Hawa merasa malu karena dia sadar bahwa dirinya telanjang setelah ia melakukan perbuatan dosa, yaitu memakan buah khuldi yang dilarang oleh Tuhan.[1][4]