Metode ilmiah adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.[1] Metode ilmiah melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi hipotesis.[2]
Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan pembuatan dugaan (penjelasan hipotesis), menurunkan prediksi dari hipotesis sebagai konsekuensi logis, dan kemudian melakukan eksperimen atau pengamatan empiris berdasarkan prediksi tersebut.[3]
Hipotesis adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh saat mencari jawaban atas pertanyaan akan suatu masalah. Hipotesis dapat bersifat sangat spesifik maupun luas. Para ilmuwan kemudian menguji hipotesis yang telah dirumuskan melalui eksperimen atau studi. Hipotesis ilmiah harus dipandang berdasarkan sisi kesalahannya (falsifikasi). Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil dari eksperimen atau pengamatan yang dilakukan apabila bertentangan dengan prediksi yang disimpulkan dari hipotesis. Jika tidak dianggap demikian, hipotesis tidak dapat diuji secara bermakna.[4]
Metode eksperimen dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.[5]
Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan cara kerja ilmuan dalam memecahkan masalah dengan menerapkan berbagai langkah yang teratur dan sistematis sebagai implementasi dari metode ilmiah.[1]