Negeri-Negeri Selat Straits Settlements 海峡殖民地 Negeri-negeri Selat نݢري٢ سلت | |||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1826–1946 | |||||||||||||||||||||||
Malaya pada 1922
Negeri-Negeri Selat | |||||||||||||||||||||||
Status | Koloni Britania Raya | ||||||||||||||||||||||
Ibu kota | Singapura | ||||||||||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Melayu, Inggris, Tionghua, Tamil | ||||||||||||||||||||||
Demonim | Orang Negeri Selat | ||||||||||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||||||||||||||
Raja | |||||||||||||||||||||||
• 1820–1830 | George IV | ||||||||||||||||||||||
• 1936–1952 | George VI | ||||||||||||||||||||||
Gubernur[a] | |||||||||||||||||||||||
• 1826–1830 | Robert Fullerton | ||||||||||||||||||||||
• 1934–1946 | Shenton Thomas | ||||||||||||||||||||||
Era Sejarah | Imperium Britania | ||||||||||||||||||||||
17 Maret 1824 | |||||||||||||||||||||||
• Diwujudkan di bawah pemerintahan Perusahaan Hindia Timur | 1826 | ||||||||||||||||||||||
• Bersekutu kepada Persekutuan Tanah Melayu dan Singapura | 1 April 1946 | ||||||||||||||||||||||
• Labuan kepada Borneo Utara | 15 Juli 1946 | ||||||||||||||||||||||
Mata uang | Dolar Negeri Selat, sampai 1939 Dolar Tanah Melayu, sejak 1939 | ||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||
Negeri-Negeri Selat (bahasa Inggris: Straits Settlements) adalah sekelompok bekas wilayah kekuasaan Perusahaan Hindia Timur Britania yang diberikan status pemerintahan sebagai jajahan mahkota sejak tahun 1826. Negeri-Negeri Selat ini terdiri dari negeri Penang, Melaka dan Singapura. Ketiga negeri ini di bawah jajahan Britania.
Selepas Perjanjian Britania-Belanda 1824, Penang diperintah oleh Wakil Gubernur, sementara Melaka dan Singapura diatur oleh seorang Residen. Pada tahun 1826, ketiga negeri tersebut digabungkan untuk membentuk Negeri-Negeri Selat. Penggabungan itu bertujuan untuk menyeragamkan serta menghemat anggaran pemerintahan. Pemindahan administrasi ke London dilakukan karena Perusahaan Hindia Timur Britania di India tidak berpihak kepada kepentingan Negeri-Negeri Selat, desakan saudagar-saudagar yang tidak berpuas hati dengan kebijakan Kantor Tanah Jajahan Britania di India, rencana Perusahaan Hindia Timur Britania untuk menghapus taraf pelabuhan bebas Singapura mengancam kemajuan perdagangan. Masuknya pendatang dari Republik Rakyat Tiongkok secara tidak terkawal menyebabkan terjadinya kekacauan akibat pendirian kongsi gelap. Penduduk juga membangkang terhadap tindakan Kantor Tanah Jajahan Inggris di India yang menjadikan Singapura sebagai tempat pembuangan tahanan dari India.