Ngabuburit

Masyarakat Muslim di Indonesia memiliki tradisi yang beragam dalam menanti waktu berbuka puasa atau disebut ngabuburit. Di Masjid Istiqlal, Jakarta (atas), umat Muslim memadati masjid menjelang waktu berbuka puasa dengan mendengarkan ceramah. Di Brebes (bawah), terdapat Festival Tukar Takir untuk saling menukar takir yang diadakan di bulan Ramadan sembari menunggu buka puasa.

Ngabuburit atau mengabuburit (bahasa Sunda: ᮍᮘᮥᮘᮥᮛᮤᮒ᮪) adalah kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.[1] Kegiatan ngabuburit dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman. Selain itu, kegiatan ngabuburit juga dapat berupa kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah ataupun Mengaji.[2][3]

Dalam bahasa Minang, Istilah ini dikenal dengan malengah puaso, yang berarti melakukan kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapar karena berpuasa.

Dalam bahasa Banjar, istilah ini dikenal juga dengan basambang, yang berarti jalan-jalan saat waktu senja.

Dalam bahasa Madura, ngabuburit dikenal dengan istilah nyarè malem (mencari malam) atau nyarè bhuka'an (mencari takjil; bukaan) di mana orang yang berpuasa melakukan berbagai cara dalam menanti azan magrib.

  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2019-05-08. 
  2. ^ Liputan6.com (2019-05-07). "Kenapa Ada Istilah Ngabuburit Saat Bulan Puasa?". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-05-08. 
  3. ^ "Ini Lho Asal Mula Istilah Ngabuburit yang Selalu Trend Dilakukan Setiap Ramadan. Sudah Tau Belum?". Boombastis.com | Portal Berita Unik | Viral | Aneh Terbaru Indonesia. 2017-05-30. Diakses tanggal 2019-05-08. 

Developed by StudentB