28Ni Nikel | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengucapan | /nikêl/[1] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penampilan | berkilau, metalik, dan perak dengan semburat emas | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nikel dalam tabel periodik | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 28 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan 10 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Periode | periode 4 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Blok | blok-d | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | logam transisi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Ar] 4s2 3d8 atau [Ar] 4s1 3d9 (lihat teks) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 16, 2 atau 2, 8, 17, 1 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 1728 K (1455 °C, 2651 °F) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik didih | 3003 K (2730 °C, 4946 °F) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 8,908 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 7,81 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 17,48 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 379 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 26,07 J/(mol·K) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat atom | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | −2, −1, 0, +1,[2] +2, +3, +4[3] (oksida agak basa) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,91 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 737,1 kJ/mol ke-2: 1753,0 kJ/mol ke-3: 3395 kJ/mol (artikel) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 124 pm | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 124±4 pm | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari van der Waals | 163 pm | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | kubus berpusat muka (fcc) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | 4900 m/s (pada s.k.) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | 13,4 µm/(m·K) (suhu 25 °C) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 90,9 W/(m·K) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | 69,3 nΩ·m (suhu 20 °C) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Arah magnet | feromagnetik | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 200 GPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | 76 GPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus curah | 180 GPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | 0,31 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Mohs | 4,0 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 638 MPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 667–1600 MPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-02-0 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penemuan dan isolasi pertama | Axel F. Cronstedt (1751) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isotop nikel yang utama | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel adalah logam berwarna putih keperak–perakan sedikit semburat keemasan. Nikel termasuk logam transisi, dan memiliki sifat keras serta ulet.[4] Nikel juga tergolong dalam grup logam besi-kobalt, yang dapat menghasilkan paduan yang sangat berharga.[5] Nikel murni berbentuk bubuk untuk memaksimalkan luas permukaan reaktif, memiliki aktivitas kimia yang signifikan, tetapi potongan yang besar lambat bereaksi dengan udara dalam kondisi normal karena lapisan teroksidasi terbentuk di permukaan dan mencegah korosi lebih lanjut (pasivasi). Meski begitu, nikel murni hanya ditemukan di kerak bumi dalam jumlah kecil, biasanya di batuan ultrabasa,[6][7] dan di dalam meteorit besi atau siderit yang tidak terpapar oksigen saat berada di luar atmosfer Bumi.
Nikel di dalam meteorit ditemukan bersama dengan besi, yang berasal dari supernova. Campuran besi–nikel diperkirakan menyusun inti luar dan inti dalam bumi.[8]
Penggunaan nikel (sebagai paduan nikel-besi) dimulai sejak 3500 SM. Nikel pertama kali diklasifikasikan sebagai unsur kimia pada tahun 1751 oleh Axel Fredrik Cronstedt, yang awalnya mengira bijih tersebut sebagai mineral tembaga, di tambang kobalt di Los, Hälsingland, Swedia. Nama elemen ini berasal dari peri nakal dari mitologi penambang Jerman, Nickel (mirip dengan Nick Lama), yang mempersonifikasikan fakta bahwa bijih tembaga–nikel tidak bisa dimurnikan menjadi tembaga. Sumber nikel yang penting secara ekonomi adalah bijih besi limonit, yang mengandung 1–2% nikel. Mineral bijih nikel penting lainnya termasuk pentlandit dan campuran silikat alami yang kaya nikel yang dikenal sebagai garnierit. Lokasi produksi utama terletak di wilayah Sudbury di Kanada (yang diperkirakan berasal dari meteorit), Kaledonia Baru, dan Norilsk di Rusia.
Nikel secara perlahan teroksidasi oleh udara pada suhu normal dan dianggap tahan korosi. Dalam sejarah, nikel digunakan untuk pelapisan besi dan kuningan, melapisi peralatan kimia, dan membuat paduan tertentu yang mempertahankan polesan perak tinggi, seperti perak Jerman. Sekitar 9% digunakan untuk lapisan nikel tahan korosi. Benda yang dilapisi nikel terkadang memicu alergi nikel. Nikel banyak digunakan dalam uang logam, walaupun kenaikan harga telah menyebabkan penggantian nikel dengan logam yang lebih murah dalam beberapa tahun terakhir.
Nikel adalah salah satu dari empat elemen (yang lainnya adalah besi, kobalt, dan gadolinium)[9] yang bersifat feromagnetik pada suhu normal. Magnet permanen Alnico yang mengandung nikel memiliki kekuatan sedang antara magnet permanen besi dan magnet tanah jarang. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri. Nikel penting pada zaman modern, terutama untuk paduan; sekitar 68% digunakan untuk baja tahan karat. 10% digunakan untuk paduan nikel–tembaga, 7% untuk baja paduan, 3% untuk pengecoran, 9% untuk pelapisan dan 4% dalam penggunaan lain, yang termasuk sektor baterai yang cepat berkembang.[10] Sebagai suatu senyawa, nikel memiliki kegunaan pembuatan bahan kimia khusus, seperti katalis untuk hidrogenasi (untuk ini digunakan nikel Raney), katoda untuk baterai, pigmen, dan perawatan permukaan logam.[11] Nikel merupakan nutrisi yang penting untuk sebagian mikroorganisme dan tumbuhan yang memiliki enzim dengan nikel sebagai situs aktifnya.