Papua Selatan
Anim Ha | |
---|---|
Motto: Maju Negeriku | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU No. 14 Tahun 2022[1] |
Tanggal | 25 Juli 2022[1][2] |
Ibu kota | Salor, Merauke |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Rudy Sufahriadi (Pj.) |
• Wakil Gubernur | lowong |
• Sekretaris Daerah | Apolo Safanpo |
Luas | |
• Total | 117.833,92 km2 (45,495,93 sq mi) |
Populasi (30 Juni 2024)[3] | |
• Total | 545.861 |
• Kepadatan | 4,6/km2 (12/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Awyu, Asmat, Citak, Jawa, Kolopom, Korowai, Marind, Morori, Mombum, Muyu, Wambon |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID-PS |
Pelat kendaraan | PS |
Kode Kemendagri | 93 |
APBD | Rp 1.661.260.000.000,- (2024[4]) |
DAU | Rp 475.062.162.000,- (2024)[5] |
DAK | Rp 151.476.463.000,- (2024)[6] |
Lagu daerah | "E Mambo Simbo" "Waninggap Nanggo" "Medo Arife" "Yapo Mama Cica" |
Rumah adat | Gotad Jew Rumah Tinggi |
Senjata tradisional | Pisuwe |
Fauna resmi | Walabi |
Situs web | papuaselatan |
Papua Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang telah dimekarkan dari provinsi Papua pada tahun 2022.[2][7] Ibu kota provinsi ini berada di Kabupaten Merauke, tepatnya di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salor yang terletak di Distrik Kurik sekitar 60 km dari pusat kota Merauke.[2][8]
Provinsi ini dimekarkan dari provinsi Papua bersama dengan dua provinsi lainnya, yakni Papua Pegunungan dan Papua Tengah berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2022, yang ditandatangani presiden Indonesia, Joko Widodo, tanggal 25 Juli 2022.[2][9] Papua Selatan merupakan provinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit di Indonesia.[3]
Papua Selatan telah diperjuangkan untuk menjadi provinsi tersendiri sejak tahun 2002 dan kembali diajukan menjadi provinsi pada tahun 2020.[10][11] Pemekaran Provinsi Papua Selatan awalnya direncanakan akan terdiri atas lima kabupaten, yakni Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Merauke. Atas dasar pertimbangan letak wilayah, Kabupaten Pegunungan Bintang kemudian memilih undur diri.[12]
Papua Selatan berada di dataran rendah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini dengan banyak rawa-rawa dan sungai besar seperti Digul dan Maro. Wilayah ini memiliki hasil bumi seperti sagu dan ikan yang menghidupi suku-suku di tepian sungai dan pantai seperti Marind, Asmat, Kombay, Koroway, Muyu maupun suku-suku lainnya. Suku-suku di Papua Selatan termasuk dalam wilayah adat Anim Ha. Mereka umumnya menggunakan perahu dayung dan membuat ukiran-ukiran kayu khususnya Asmat. Papua Selatan terdapat Taman Nasional Wasur yang memiliki kekayaan hayati yang tinggi seperti walabi, musamus atau rumah semut raksasa, dan cenderawasih.[13][14][15][16]