artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Partai Demokrat Democratic Party | |
---|---|
Presiden | Joe Biden |
Ketua umum | Jaime Harrison |
Mahkamah tinggi | Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) |
Wakil Presiden | Kamala Harris |
Pemimpin Senat | Chuck Schumer |
Pimpinan Majelis | Hakeem Jeffries |
Ketua Asosiasi Pemerintahan | Dan Malloy (CT)[1] |
Pendiri | Andrew Jackson Martin Van Buren |
Dibentuk | 8 Januari 1828; 195 tahun yang lalu |
Didahului oleh | Partai Demokratik-Republik |
Kantor pusat | 430 South Capital Street SE, Washington, D.C., 20003 |
Sayap pelajar | College Democrats of America |
Sayap pemuda | Young Democrats of America |
Sayap Wanita | National Federation Democratic Women |
Sayap Luar Negeri | Democratic Abroad |
Sayap LGBT | Stonewall Democrats |
Keanggotaan (2022) | 47,130,651 |
Ideologi | Liberalisme Liberalisme sosial Progresivisme |
Afiliasi internasional | Aliansi Progresif |
Warna | Biru |
Spektrum politik | Sentrisme sampai Kiri tengah |
Jumlah kursi di Senat | 48 / 100
|
Jumlah kursi di DPR | 212 / 435
|
Majelis Tinggi Negara Bagian | 857 / 1.973
|
Majelis Rendah Negara Bagian | 2.425 / 5.413
|
Pemerintahan teritorial | 4 / 5
|
Jumlah Kursi di ruang atas teritorial | 31 / 97
|
Kursi di ruang bawah teritorial | 9 / 91
|
Lambang pemilu | |
Situs web | |
www | |
Partai Demokrat (bahasa Inggris: Democratic Party) adalah salah satu dari dua partai politik terbesar di Amerika Serikat; selain Partai Republik. Partai Demokrat berhaluan tengah kiri/demokrat sosial, walaupun kebijakan-kebijakannya tidak terlalu kiri dibandingkan dengan partai-partai buruh atau demokratis sosial di negara lain.
Partai Demokrat didirikan pada tahun 1828 oleh Martin Van Buren dari New York. Van Buren memainkan peran penting dalam membentuk partai ini dalam upaya memenangkan Andrew Jackson dari Tennessee untuk menjadi Presiden. Partai Demokrat adalah partai aktif yang tertua di dunia.[2][3][4] Awalnya, partai ini mendukung kekuasaan presidensial yang ekspansif,[5] kepentingan negara bagian perbudakan,[6] agrarianisme,[7] dan ekspansionisme geografis,[7] serta menolak pembentukan bank sentral dan tarif tinggi.[7] Pada tahun 1860, Partai ini mengalami dualisme karena isu perbudakan dan hanya memenangkan kursi Presiden hanya dua kali diantara 1860 sampai 1912,[a] walaupun mereka berhasil memenangkan suara populer sebanyak empat kali pada periode tersebut. Pada akhir abad ke-19, partai ini terus menentang tarif tinggi dan terlibat dalam perdebatan internal yang sengit tentang standar emas. Pada awal abad ke-20, partai ini mendukung reformasi progresif dan menentang imperialisme, dengan Woodrow Wilson memenangkan Gedung Putih pada tahun 1912 dan 1916.
Sejak masa pemerintahan Franklin Delano Roosevelt, partai ini berubah arah ideologinya menuju ke platform yang lebih liberal dan mempromosikan kebijakan seperti asuransi pengangguran dan Jaminan Sosial.[8][9][10] Kebijakan New Deal menarik dukungan kuat kepada partai dari imigran Eropa yang baru tiba dan memperlemah sayap pro-bisnis partai.[11][12][13] Dari akhir pemerintahan Roosevelt hingga ke tahun 1950-an, minoritas di sayap Selatan partai bergabung dengan Partai Republik konservatif untuk memperlambat dan menghentikan reformasi domestik progresif.[14] Setelah era Great Society dari undang-undang progresif di bawah Lyndon B. Johnson, yang sering kali mampu mengatasi koalisi konservatif pada tahun 1960-an, basis inti partai bergeser, dengan negara-negara Selatan menjadi lebih andal mendukung Partai Republik dan negara-negara bagian Timur Laut menjadi lebih andal mendukung Partai Demokrat.[15][16] Elemen serikat buruh partai telah menjadi lebih kecil sejak tahun 1970-an,[17][18] dan ketika pemilih Amerika bergeser ke arah yang lebih konservatif setelah masa jabatan Presiden Ronald Reagan, pemilihan Bill Clinton menandai pergerakan partai menuju Jalan Ketiga, menggerakkan sikap ekonomi partai menuju kebijakan ekonomi berbasis pasar.[19][20][21] Presiden Barack Obama mengawasi pengesahan Patient Protection and Affordable Care Act pada tahun 2010, dan pada pemerintahan Joe Biden, partai ini mendukung kebijakan ekonomi progresif.[22][23]
Pada masa kini di Amerika Serikat, partai ini dikenal dengan partai yang lebih "liberal". Pada Pemilihan Umum Amerika Serikat tahun 2016, Partai Demokrat dikalahkan oleh Partai Republik dalam segala bidang, baik di kursi parlemen maupun pemilihan presiden.
Namun, pada tahun 2019 di Kongres Amerika Serikat ke-116, Partai Demokrat memenangkan kursi mayoritas di parlemen dan terpilihnya Nancy Pelosi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat.
The expansion engineered by Polk rendered the Democratic Party increasingly beholden to Southern slave interests, which dominated the party from 1848 to the Civil War.
By the 1840s, Whig and Democratic congressmen voted as rival blocs. Whigs supported and Democrats opposed a weak executive, a new Bank of the United States, a high tariff, distribution of land revenues to the states, relief legislation to mitigate the effects of the depression, and federal reapportionment of House seats. Whigs voted against and Democrats approved an independent treasury, an aggressive foreign policy, and expansionism. These were important issues, capable of dividing the electorate just as they divided the major parties in Congress.
Modern liberalism occupies the left-of-center in the traditional political spectrum and is represented by the Democratic Party in the United States.
In the United States, the Democratic Party represents itself as the liberal alternative to the Republicans, but its liberalism is for the most part the later version of liberalism—modern liberalism.
The most sweeping account of how neoliberalism came to dominate American politics for nearly a half century before crashing against the forces of Trumpism on the right and a new progressivism on the left.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan