Partai Komunis Malaya 马来亚共产党 Parti Komunis Malaya மலாயா கம்யூனிஸ்ட் கட்சி | |
---|---|
Singkatan | MCP, CPM, PKM |
Dibentuk | 30 April 1930 |
Dibubarkan | 2 Desember 1989 |
Didahului oleh | Partai Komunis Laut Selatan |
Surat kabar | Min Sheng Pau |
Keanggotaan (1939) | 40.000 |
Ideologi | |
Posisi politik | Kiri jauh |
Warna | Merah |
Bendera | |
Partai Komunis Malaya (bahasa Melayu: Parti Komunis Malaya) adalah sebuah partai politik berhaluan komunis yang didirikan pada tahun 1930 di Kuala Pilah, Negeri Sembilan dengan keanggotaan yang sebagian besar diisi warga Tionghoa.[butuh rujukan][diragukan ][kenetralan diragukan] Partai ini membubarkan unit-unit bersenjatanya pada tahun 1989 setelah mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Malaysia dan Thailand. Mereka melakukan pemberontakan bersenjata antara tahun 1948 - 1989.
Pada bulan April 1930 Partai Komunis Laut Selatan dibubarkan dan digantikan oleh Partai Komunis Malaya.[1] Sementara tanggung jawab utamanya adalah Malaya dan Singapura, partai ini juga aktif di Thailand dan Hindia Belanda, yang saat itu belum memiliki partai Komunis sendiri.
Di bawah pemerintahan kolonial Inggris, PKM beroperasi sebagai organisasi ilegal. Pada tanggal 29 April 1930, penggerebekan yang dilakukan oleh Singapore Special Branch di sebuah rumah kosong di 24 Nassim Road di Singapura hampir mengakhiri PKM karena delapan anggota pendiri aslinya ditangkap sebelum dipenjara atau dideportasi kembali ke Tiongkok.[2] Pada bulan Juni 1931, setelah seorang kurir Komintern dicegat oleh polisi, sekitar enam penggerebekan dilakukan dari bulan Juni hingga Desember dimana beberapa anggota PKM ditangkap dan dokumen-dokumen disita, membuat partai tersebut berantakan. Informasi yang diperoleh dari kurir menunjukkan pada titik ini ada 1.500 anggota dan 10.000 simpatisan.[3]
Terlepas dari kemunduran ini, PKM memperoleh pengaruh dalam gerakan serikat buruh dan mengorganisir beberapa pemogokan, terutama di tambang batu bara Batu Arang pada tahun 1935. Mereka juga membentuk komite pekerja di beberapa tempat kerja. Komite-komite ini, dan pemogokan-pemogokan itu, segera dihancurkan oleh tentara dan polisi. Banyak pemogok etnis Tionghoa dideportasi ke Tiongkok, di mana mereka sering dieksekusi oleh pemerintah Nasionalis Tiongkok sebagai Komunis.[4]
Setelah Jepang menginvasi Tiongkok pada tahun 1937, terjadi pemulihan hubungan antara Kuomintang Malaya dan Komunis, sejajar dengan yang terjadi di Tiongkok Daratan. Di bawah sayap Kuomintang, PKM dapat beroperasi dengan lebih mudah. Sentimen anti-Jepang di kalangan Tionghoa Melayu memberi PKM kesempatan besar untuk merekrut anggota dan mengumpulkan dana di bawah bendera mempertahankan Tiongkok.[5]
Pada akhirnya, partai tersebut disusupi oleh seorang agen Inggris, Lai Teck, yang menjadi Sekretaris Jenderalnya pada bulan April 1939. Meskipun pelanggaran keamanan yang parah ini, Partai terus beroperasi secara efektif. Pada pertengahan 1939 ia mengklaim sekitar 40.000 anggota, sekitar setengahnya di Singapura.