Partai Pribumi Bersatu Malaysia Negeri Sabah | |
---|---|
Nama dalam bahasa Melayu | Parti Pribumi Bersatu Malaysia Negeri Sabah ڤرتي ڤريبومي برساتو مليسيا نݢري سابه |
Nama dalam bahasa Tionghoa | 土著团结党 Tǔzhù tuánjié dǎng |
Ketua umum | Ronald Kiandee |
Pendiri | |
Dibentuk | 6 April 2019 |
Disahkan | 5 Mei 2019[1] |
Dipisah dari | Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu Sabah |
Ideologi | |
Afiliasi nasional |
|
Afiliasi regional | Gabungan Rakyat Sabah (GRS) (2020–2022) (kubu Hajiji Noor) |
Dewan Negara | 0 / 70 |
Dewan Rakyat | 1 / 222 |
Dewan Undangan Negeri Sabah | 0 / 592 |
Kepala daerah Ketua Menteri Sabah | 0 / 13 |
Bendera | |
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Malaysia |
Portal Malaysia |
Partai Pribumi Bersatu Malaysia Negeri Sabah, umumnya memiliki akronim BERSATU Sabah atau dengan singkatan lain PPBM Sabah adalah partai politik regional di Malaysia yang merupakan bagian dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia. Partai ini dibentuk oleh Mahathir Mohamad setelah beberapa anggota Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu Sabah (UMNO Sabah) mengumumkan keluar dari partai tersebut, akan tetapi menolak untuk bergabung dengan partai-partai komponen dari Pakatan Harapan (PH), termasuk pula Partai Warisan Sabah.[2] Sebagai pemimpin partai, Mahathir berinisiatif untuk membentuk Partai Pribumi Bersatu Malaysia Negeri Sabah dengan dipimpin oleh Hajiji Noor.
Partai Pribumi Bersatu Malaysia Negeri Sabah merupakan satu-satunya bagian dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang telah memisahkan diri dari partai di tingkat pusat di bawah pimpinan Hajiji Noor.[3] Secara politik, partai ini dianggap memiliki keputusan sendiri yang berbeda dengan yang telah diputuskan oleh pimpinan pusat, seakan-akan Bersatu Sabah menjadi partai politik independen. Hal ini terlihat setelah dibentuknya Gabungan Rakyat Sabah (GRS), dimana Bersatu Sabah justru mendukung calon Perdana Menteri dari Barisan Nasional (BN) pada Pemilu Legislatif 2022, bertolak belakang dengan Perikatan Nasional (PN) yang menyatakan Koalisi BN dan Gabungan Partai Sarawak (GPS) sebagai lawan politik mereka.[4] Bahkan, pasca Pemilu 2022, Bersatu Sabah mendukung pemerintahan Anwar Ibrahim yang jelas bertentangan dengan pimpinan pusat.[5] Pada 10 Desember 2022, Hajiji Noor bersama para pimpinan partai secara resmi keluar dari partai secara massal.[6] Meski demikian, Partai Pribumi Bersatu Malaysia Negeri Sabah tetap utuh dan bernaung di bawah Perikatan Nasional (PN).