Pasifisme

Bagian dari rangkaian tentang
Topik Anti perang

Menentang...

Perang Irak
Perang melawan Terorisme
Perang Afganistan
Perang Vietnam
Perang 1812
Perang Saudara Amerika
Perang Boer Kedua


Agen-agen oposisi

Organisasi anti perang
Penentang karena nurani
Penghindar wajib militer
Gerakan perdamaian
Gereja-gereja damai


Ideologi terkait

Anti militerisme
Anti imperialisme
Appeasement
Pasifisme


Media

Buku
Film
Lagu protes

Politics Portal

Arah Pasifisme adalah perlawanan terhadap perang atau kekerasan sebagai sarana untuk menyelesaikan pertikaian. Pasifisme mencakup pandangan yang berspektrum luas yang merentang dari keyakinan bahwa pertikaian internasional dapat dan harus diselesaikan secara damai, hingga perlawanan mutlak terhadap penggunaan kekerasan, atau bahkan paksaan, dalam keadaan apapun.

Pasifisme dapat didasarkan pada prinsip atau pragmatisme. Pasifisme berprinsip (atau Deontologis) didasarkan pada keyakinan bahwa baik perang, penggunaan senjata maut, kekerasan atau kekuatan atau paksaan secara moral adalah salah. Pasifisme pragmatis (atau Konsekuensial) tidak memegang prinsip mutlak demikian melainkan menganggap ada cara-cara yang lebih baik untuk memecahkan suatu pertikaian daripada perang atau menganggap manfaat-manfaat perang tidak sebanding dengan ongkosnya.

Merpati atau kelompok garis lunak adalah istilah yang digunakan secara informal, biasanya dalam politik, untuk orang-orang yang lebih suka menghindari perang atau memilih perang sebagai jalan terakhir. Sebagian orang yang disebut merpati tidak menganggap posisi mereka sebagai pasifis karena mereka berpandangan bahwa perang dapat dibenarkan dalam keadaan-keadaan tertentu (lihat Doktrin tentang Perang yang Sah). Deskripsi ini merujuk kepada kisah tentang Bahtera Nuh yang melukiskan burung merpati sebagai lambang pengharapan akan keselamatan dan perdamaian. Lawan dari merpati adalah rajawali atau kelompok garis keras.

Sebagian orang, yang menganggap dirinya pasifis, kadang-kadang meskipun menentang perang, kenyataannya tidak menentang semua penggunaan kekerasan, kekuatan fisik terhadap orang lain atau perusakan terhadap harta milik. Kaum anti-militer, misalnya, secara spesifik menentang lembaga-lembaga militer negara kebangsaan modern ketimbang mendukung "kekerasan" pada umumnya. Kaum pasifis lainnya mengikuti prinsip-prinsip anti-kekerasan, karena yakin bahwa hanya tindakan anti kekerasanlah yang dapat dibenarkan.


Developed by StudentB