Santo Paus Anisetus | |
---|---|
Uskup Roma | |
Gereja | Gereja Katolik |
Awal masa kepausan | ca 157 |
Akhir masa kepausan | ca 20 April 168 |
Pendahulu | Pius I |
Penerus | Soter |
Informasi pribadi | |
Lahir | ca akhir abad ke-1 Emesa, Phoenice |
Meninggal | April 168 Roma, Kekaisaran Romawi |
Orang kudus | |
Hari heringatan | 20 April[1] (Barat) 17 April[2] (Timur) |
Atribut | Tiara kepausan, daun palem |
Santo Anisetus (???-17 April 167) adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak tahun 154 hingga 17 April 167.[3]
[4] Tolong dilanjutkan beritanya
Saat kepemimpinan gereja, terjadi perselisihan penentuan tanggal hari Paskah di Asia Kecil dan daerah lainnya. Maka dari itu, ia menerima kedatangan Polikarpus, Uskup Smyrna. Di Suriah, hari Paskah dirayakan pada tanggal 14 pada kalender hari raya Yahudi. Kebiasaan hasil peninggalan rasul ini menyebabkan tanggal Paskah tidak menentu pada kalender lainnya. Hari Paskah juga mengalami perbedaan penghayatan yakni antara menekankan wafat Kristus atau kebangkitan-Nya. Gereja yang memilih tanggal setelah tanggal 14, karena menekankan kebangkitan Yesus. Menurut Irenaeus, pada masa kepausannya, uskup Polikarpus dari Smyrna yang sudah tua, seorang murid Yohanes, mengunjungi Roma untuk membahas waktu perayaan Paskah ini dengan Paus Santo Anicetus.[5]
Paus Anisetus mengakhiri perselisihan dengan menetapkan hari Minggu (3 hari setelah wafat Kristus) sebagai hari Paskah. Lama kelamaan keputusan ini diterima oleh gereja di Asia Kecil.
Meskipun ia wafat bukan karena dibunuh, tetapi memiliki jasa yang banyak. Ia ditetapkan sebagai martir.
Berita ini perlu