Peluruhan radioaktif (disebut juga peluruhan nuklir atau radioaktivitas) adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil menjadi stabil melalui pemancaran radiasi.[1] Kemampuan ini melibatkan proses pemecahan inti atom yang tidak stabil sehingga terjadi kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan memancarkan radiasi, seperti partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron atau positron) dengan neutrino dan sinar gamma.[2] Material yang mengandung inti tak stabil ini dianggap radioaktif.[3]
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak.[4] Peluruhan radioaktif adalah sebuah proses "acak" (stochastic) dimana menurut teori kuantum, tidak mungkin untuk memprediksi kapan sebuah sebuah atom akan meluruh,[5][6][7] tidak peduli seberapa lama atom tersebut telah eksis. Namun, untuk sekumpulan atom, kecepatan peluruhan yang diperkirakan dapat dikarakterisasi melalui konstanta peluruhan atau waktu-paruh.[8] Hal ini menjadi dasar bagi pengukuran radiometrik. Waktu paruh atom radioaktif tidak memiliki batas, terbentang sepanjang 55 tingkat besaran, dari mulai hampir spontan sampai jauh melebihi usia alam semesta.
Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif adalah becquerel (Bq) yang diambil dari nama fisikawan Prancis Henri Becquerel. Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1 buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq.[9] Karena biasanya sebuah sampel material radioaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai tingkat aktivitas yang rendah; satuan yang biasa digunakan adalah dalam orde gigabecquerel. Selain itu, satuan lain yang dipakai untuk mengukut peluruhan radioaktif adalah curie (Ci). Satuan ini didasarkan pada besar pancaran yang dihasilkan oleh satu gram radium. Satu curie (Ci) setara dengan 3.7 × 1010 Bq.[10]
|doi=
(bantuan).