Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999

Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999
Logo pemilihan umum
Logo pemilihan umum
Maskot pemilihan umum
Maskot pemilihan umum
7 Juni 1999 (1999-06-07)
462 kursi Dewan Perwakilan Rakyat
Kandidat
  Partai pertama Partai kedua Partai ketiga
 
Partai PDI-P Golkar PPP
Pemilu sebelumnya Partai baru 325 kursi, 74,51% 89 kursi, 22,43%
Kursi yang dimenangkan 153 120 58
Perubahan kursi Partai baru Penurunan205 Penurunan31
Suara rakyat 35.689.073 23.741.749 11.329.905
Persentase 33,74% 22,44% 10,71%
Swing Partai baru Penurunan52,07% Penurunan9,88%
  Partai keempat Partai kelima Partai keenam
 
Partai PKB PAN PBB
Pemilu sebelumnya Partai baru Partai baru Partai baru
Kursi yang dimenangkan 51 34 13
Perubahan kursi Partai baru Partai baru Partai baru
Suara rakyat 13.336.982 7.528.956 2.049.708
Persentase 12,61% 7,12% 1,94%
Swing Partai baru Partai baru Partai Baru
  Partai ketujuh Partai kedelapan
 
Partai PKS PKPI
Pemilu sebelumnya Partai baru Partai baru
Kursi yang dimenangkan 7 4
Perubahan kursi Partai baru Partai baru
Suara rakyat 1.436.565 1.065.686
Persentase 1,36% 1,01%
Swing Partai baru Partai baru
Kepemimpinan petahana
MPR & DPR: Harmoko (Golkar)
Kepemimpinan baru

MPR: Amien Rais (PAN)
DPR: Akbar Tanjung (Golkar)

Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1999 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih 462 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 1999-2004.

Pemilihan Umum ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru dan juga yang terakhir kalinya diikuti oleh Provinsi Timor Timur.

Pemilihan Umum ini diikuti oleh 48 partai politik, yang mencakup hampir semua spektrum arah politik (kecuali komunisme yang dilarang di Indonesia). Penentuan kursi dilakukan secara proporsional berdasarkan persentase suara nasional.

Pemilihan Umum ini seharusnya diselenggarakan pada tahun 2002, tetapi atas desakan publik untuk mengadakan reformasi serta mengganti anggota-anggota parlemen yang berkaitan dengan Orde Baru, maka pemilihan umum dipercepat dari tahun 2002 ke tahun 1999 oleh pemerintah waktu itu.

Pemilihan ini juga ditandai dengan maraknya aksi kerusuhan antar partai politik serta aksi perusakan peraga kampanye dan posko partai politik seperti kerusuhan pendukung PDI Perjuangan dan Golongan Karya di beberapa daerah serta Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Kebangkitan Bangsa di beberapa daerah.[1][2][3]

  1. ^ Administrator (1999-05-04). "PPP-PKB Bentrok, Enam Tewas". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-06. 
  2. ^ Astuti, Puji (2001). ""TRAGEDI POLITIK DONGOS JEPARA 30 APRIL 1999 : UPAYA PENGUNGKAPAN LATAR BELAKANG DAN AKAR PERSOALAN"". eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 2022-11-06. 
  3. ^ Abdulsalam, Husein. "Pemilu 1999: Parpol Islam dan Nasionalis Berlaga tanpa Komunis". tirto.id. Diakses tanggal 2022-11-06. 

Developed by StudentB