Perjamuan Kudus dalam teologi Kalvinis

Gambar kebaktian Perjamuan Kudus di gereja Kalvinis Belanda.[1]

Di dalam teologi Kalvinis, Perjamuan Kudus atau Ekaristi adalah sakramen yang mengasupi umat Kristen secara rohani dan meneguhkan persatuan mereka dengan Kristus. Tindakan jasmani-lahiriah sakramen Perjamuan Kudus adalah makan roti dan minum anggur. Pengakuan-pengakuan iman Kalvinis, yang merupakan pernyataan-pernyataan resmi tentang keyakinan-keyakinan yang dianut gereja-gereja Kalvinis, mengajarkan bahwa tubuh dan darah Kristus sungguh-sungguh hadir di dalam sakramen Perjamuan Kudus, tetapi kehadiran tersebut tersampaikan kepada orang-orang percaya secara rohani, bukan lewat tubuh Kristus yang disantap secara jasmani. Doktrin kehadiran nyata Kalvinis kadang-kadang disebut kehadiran nyata mistis, kehadiran nyata rohani, maupun kehadiran pneumatis.

Para teolog aliran Kalvinis terdahulu seperti Yohanes Kalvin dan Hulderikus Zwingli menyanggah ajaran transubstansiasi Gereja Katolik Roma bahwa roti dan anggur Ekaristi berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Mereka mengajarkan bahwa keseluruhan pribadi Kristus, termasuk tubuh dan darahnya, dihadirkan bagi umat Kristen yang ikut makan roti dan minum anggur Perjamuan Kudus dengan beriman. Mereka juga tidak membenarkan ajaran Martin Luther maupun aliran Lutheran bahwa tubuh Kristus secara jasmani disantap dengan mulut dalam sakramen Perjamuan Kudus. Para teolog Kalvinis ortodoks kemudian hari melanggengkan pandangan-pandangan yang mirip dengan ajaran Yohanes Kalvin dan Hulderikus Zwingli. Pada zaman modern, Karl Barth mencetuskan pandangan simbolis bahwasanya sakramen hanya menyampaikan janji-janji Allah, bukannya sungguh-sungguh berfungsi mengaruniakan janji-janji tersebut. Teolog-teolog Kalvinis lainnya tetap mengajarkan pandangan tradisional.

  1. ^ Mentzer 2013, hlm. 246.

Developed by StudentB