Perpustakaan Aleksandria

Simbol artikel pilihan
Artikel ini telah dinilai sebagai artikel pilihan pada 10 Juli 2020 (Pembicaraan artikel)
Perpustakaan Aleksandria
Penggambaran Perpustakaan Aleksandria karya seniman Jerman O. Von Corven dari abad ke-19. Gambar ini didasarkan pada bukti arkeologi yang tersedia pada masa tersebut.[1]
Peta
LokasiAleksandria, Mesir, Kerajaan Ptolemaik
JenisPerpustakaan nasional
DidirikanKemungkinan pada masa Ptolemaios II Filadelfos (285–246 SM)[2][3]
Collection
Barang yang dikoleksiKarya-karya tertulis mana pun[4][5]
UkuranPada abad kesatu SM, antara 40.000 hingga 400.000 gulungan, bahkan ada yang memperkirakan 700.000 gulungan,[6] mungkin sama dengan sekitar 100.000 buku[7]
Other information
KaryawanDiperkirakan mempekerjakan 100 ahli pada puncak kejayaannya[8][9]

Perpustakaan Besar Aleksandria di Kota Aleksandria, Mesir merupakan salah satu perpustakaan terbesar dan terpenting pada zaman kuno. Perpustakaan ini merupakan bagian dari sebuah lembaga penelitian yang lebih besar, Mouseion, yang didarmabaktikan bagi para Musai (sembilan dewi seni budaya). Gagasan mengenai sebuah perpustakaan untuk segala bidang di Aleksandria mungkin diusulkan oleh Demetrios dari Faleron (seorang negarawan asal Athena yang menjalani pengasingannya di Aleksandria) kepada Raja Ptolemaios I Soter pada zaman Helenistik. Rancangan untuk mendirikan perpustakaan ini mungkin sudah disusun pada masa raja tersebut, tetapi perpustakaan ini kemungkinan baru dibangun pada masa pemerintahan anaknya, yaitu Ptolemaios II Filadelfos. Berkat dukungan dari raja-raja Wangsa Ptolemaios, perpustakaan ini dengan segera memperoleh banyak sekali gulungan papirus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah gulungan papirus yang disimpan di perpustakaan ini, tetapi perkiraannya berkisar antara 40.000 hingga 400.000 gulungan.

Salah satu alasan Aleksandria dianggap sebagai pusat keilmuan dan pembelajaran adalah keberadaan perpustakaan ini. Banyak cendekiawan terkenal yang bekerja di perpustakaan ini pada abad ketiga dan kedua SM, seperti Zenodotos dari Efesos yang berupaya membakukan naskah puisi-puisi Homeros, Kalimakos yang menulis Pinakes (kadang dianggap sebagai katalog perpustakaan pertama di dunia), Apolonios dari Rodos yang menyusun puisi wiracarita Argonautika, Eratostenes dari Kirene yang menghitung keliling Bumi dengan keakuratan yang hanya meleset sedikit, Aristofanes dari Bizantion yang menciptakan sistem diakritik Yunani dan adalah orang pertama yang membagi naskah-naskah puisi menjadi baris-baris, serta Aristarkos dari Samotrakia yang membuat naskah definitif puisi-puisi Homeros dan menulis ulasan-ulasan panjang untuk puisi-puisi tersebut. Pada masa kekuasaan Ptolemaios III Euergetes, sebuah cabang perpustakaan didirikan di Serapeion, yang merupakan sebuah kuil yang dipersembahkan untuk dewa Serapis dalam kepercayaan Yunani-Mesir.

Walaupun pada masa modern terdapat anggapan bahwa perpustakaan ini pernah "dibakar" dan dihancurkan, perpustakaan ini sebenarnya sudah mengalami kemunduran secara bertahap dalam kurun waktu beberapa abad. Kemunduran ini dimulai dari pengusiran pada cendekiawan dari Aleksandria pada tahun 145 SM atas perintah dari Ptolemaios VIII Fiskon, yang berujung pada keputusan Aristarkos dari Samotrakia yang menjabat sebagai kepala perpustakaan untuk mengundurkan diri dan kemudian mengasingkan diri ke Siprus. Banyak cendekiawan lain yang juga melarikan diri ke kota lain (seperti Dionisios Traks dan Apolodoros dari Athena). Perpustakaan ini atau sebagian dari koleksinya terbakar secara tidak sengaja oleh Yulius Kaisar selama peristiwa perang saudara pada tahun 48 SM, tetap tidak diketahui secara pasti seberapa banyak gulungan yang hancur. Tampaknya perpustakaan ini masih dapat bertahan atau dibangun kembali tidak lama sesudahnya; pakar geografi kuno yang bernama Strabo menulis bahwa ia pernah mengunjungi Mouseion sekitar tahun 20 SM, sementara karya cendekiawan Didimos Kalkenteros di Aleksandria dari masa ini menunjukkan bahwa ia mungkin dapat mengakses paling tidak sebagian dari koleksi di perpustakaan ini.

Perpustakaan ini mengalami kemerosotan pada zaman Romawi akibat kekurangan dana. Keanggotaan perpustakaan ini sepertinya sudah tidak ada lagi pada dasawarsa 260-an. Pada tahun 270 hingga 275, pemberontakan meletus di Aleksandria, dan serangan balasan Kekaisaran Romawi tampaknya menghancurkan sisa dari perpustakaan ini (kalaupun perpustakaan ini memang masih ada pada masa tersebut). Cabang perpustakaannya di Serapeion mungkin dapat bertahan lebih lama. Serapeion dirusak dan dihancurkan pada tahun 391 sesuai dengan maklumat Paus Teofilos dari Aleksandria, tetapi tampaknya perpustakaan ini sudah tidak menyimpan buku pada masa tersebut dan gedungnya dipakai sebagai tempat berkumpulnya para filsuf beraliran neoplatonisme yang mengikuti ajaran Iamblikos.

  1. ^ Garland 2008, hlm. 61.
  2. ^ Tracy 2000, hlm. 343–344.
  3. ^ Phillips 2010.
  4. ^ MacLeod 2000, hlm. 3.
  5. ^ Casson 2001, hlm. 35.
  6. ^ Wiegand & Davis 2015, hlm. 20.
  7. ^ Garland 2008, hlm. 60.
  8. ^ Haughton 2011.
  9. ^ MacLeod 2000, hlm. 5.

Developed by StudentB