| ||||||||||||||||||||||||||||||
Pertempuran Selat Denmark adalah pertempuran laut pada Perang Dunia II antara Angkatan Laut Britania Raya dengan Kriegsmarine Jerman. Pertempuran ini terjadi di Selat Denmark pada tanggal 24 Mei 1941 sewaktu kapal perang Britania Raya, HMS Prince of Wales dan HMS Hood, menghadang kapal perang KMS Bismarck dan penjelajah berat KMS Prinz Eugen yang berupaya menuju Atlantik Utara untuk menghancurkan armada kapal dagang sekutu dalam Operasi Rheinübung.
Pertempuran diawali pada pukul 05.52 oleh tembakan meriam Hood yang ditujukan kepada kapal terdepan, Prinz Eugen, yang dikira Bismarck. Sementara itu, Prince of Wales membuka tembakan terhadap kapal yang di belakang (Bismarck yang sebenarnya). Kedua kapal membidik kapal yang berbeda hingga komandan Hood beralih ke Bismarck setelah mendapat konfirmasi dari Prince of Wales. Laksamana Holland yang memimpin armada Britania sadar akan kelemahan Hood pada perlindungan horizontalnya, dan segera mengurangi jarak antar kedua kubu agar peluru dari Bismarck mengenai pelapis sisi lambung yang lebih kuat daripada deknya. Pihak Royal Navy segera bermanuver ke kanan dan menaikkan kecepatan, sehingga meriam belakang tiap kapal Holland tidak bisa menembak. Hal ini mengurangi kekuatan serang Britania Raya yang diperparah oleh malfungsi Turret B di Prince of Wales.
Pihak Jerman tidak melawan hingga pukul 05.55 ketika Bismarck membalas serangan setelah diterjang bertubi-tubi. Tiga peluru, diantaranya dari Prince of Wales, berhasil mengenainya. Prinz Eugen juga menembak dan melambat sehingga memberi kesempatan agar Bismarck dapat mengambil posisi depan.
Kurang dari sepuluh menit setelah pihak Britania memulai serangan, peluru dari Bismarck menerjang Hood di dekat tempat penyimpanan amunisi. Hood meledak dan tenggelam 3 menit kemudian beserta hampir seluruh awaknya. Prince of Wales melanjutkan pertempuran, tetapi menderita kerusakan serius pada persenjataan utamanya. Hal ini, ditambah dengan kerusakan lain yang dideritanya, menyebabkan hampir seluruh persenjataannya tak dapat digunakan dikarenakan malfungsi dan akhirnya memaksa Prince of Wales meninggalkan medan pertempuran.
Bismarck, yang juga menderita kerusakan berat akibat tembakan prince of wales yang mengenai bagian tangki minyak sehingga bocor dan meninggalkan jejak tetapi masih dapat beroperasi, tidak berupaya mengejar Prince of Wales melainkan terus melaju menuju Atlantik bersama Prinz Eugen. Pertempuran Selat Denmark berakhir dengan kemenangan berada pada pihak Jerman. Meski begitu, bocornya tangki Bismarck memaksa Lütjens membatalkan misinya dan menuju Saint-Nazaire, Prancis untuk perbaikan, meninggalkan Prinz Eugen yang tetap melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan ke Saint-Nazaire inilah, Bismarck akan dihancurkan oleh armada Laksamana John Tovey.