Pertempuran Tsushima | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Rusia-Jepang | |||||||
Laksamana Togo berada di geladak Mikasa, Pertempuran Tsushima 1905. Bendera semboyan "Z" dikibarkan sebagai pesan khusus. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Jepang | Kekaisaran Rusia | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Togo Heihachiro |
Zinovi Rozhdestvenski Nikolai Nebogatov | ||||||
Kekuatan | |||||||
4 kapal tempur 27 kapal penjelajah kapal perusak and kapal lain |
8 kapal tempur 3 tempur perairan 8 penjelajah | ||||||
Korban | |||||||
117 tewas 583 luka 3 kapal torpedo tenggelam |
4.380 tewas 5.917 ditawan 21 kapal tenggelam 7 ditahan 6 dilucuti |
Pertempuran Tsushima (Jepang: 対馬沖海戦, Tsushimaoki-Kaisen; bahasa Rusia: Цусимское сражение, Tsusimskoye srazheniye) atau Pertempuran Selat Tsushima adalah pertempuran laut terakhir dan paling menentukan sepanjang Perang Jepang-Rusia (1904–1905). Pertempuran terjadi di Selat Tsushima pada 27-28 Mei 1905 (14-15 Mei menurut kalender Julian yang waktu itu digunakan di Rusia) dan merupakan pertempuran laut terbesar pada era kapal tempur Pra-Dreadnought. Pertempuran Tsushima dikenal di Jepang sebagai Nihonkai kaisen (日本海海戦 , Pertempuran Laut di Laut Jepang).
Kapal-kapal uap dari Armada Gabungan Kekaisaran Jepang di bawah komando Laksamana Togo Heihachiro menghancurkan dua pertiga Armada Baltik Kekaisaran Rusia di bawah komando Laksamana Zinovy Rozhestvensky. Sejarawan Edmund Morris dalam buku Theodore Rex menyebut Pertempuran Tsushima sebagai pertempuran terbesar setelah Pertempuran Trafalgar. Kekalahan Rusia membuka jalan bagi Perjanjian Portsmouth yang mengakhiri Perang Rusia-Jepang 1904-1905.