Prabu Siliwangi atau Raja Siliwangi (bahasa Sunda: ᮕᮨᮻᮘᮥᮞᮤᮜᮤᮂᮝᮍᮤ, translit. Perebu Silih Wangi) adalah tokoh semi-legendaris yang digambarkan sebagai Raja Kerajaan Pajajaran tahun 1482 M - 1521 M ,yang bercorak Hindu sebelum berkembangnya Islam di Tatar Sunda.[1]
Dia adalah tokoh populer dalam tradisi lisan pantun Sunda, sastra Sunda, dongeng, cerita rakyat, sandiwara, dan legenda yang menggambarkan masa pemerintahannya sebagai masa keemasan masyarakat Sunda. Tradisi Sunda menyebutkan beliau sebagai raja yang sakti, cakap, gagah perkasa, adil, dan bijaksana yang berhasil membawa rakyat dan kerajaannya menuju era kejayaan dan kemakmuran.
Tokoh Prabu Siliwangi adalah tokoh semi-mitologi karena tradisi lisan Sunda hanya menyebutkan raja agung Sunda sebagai "Prabu Siliwangi" tanpa memperhatikan era atau kurun waktu sejarahnya. Sulit untuk memastikan dan mengidentifikasi siapakah tokoh sejarah yang dimaksudkan sebagai Prabu Siliwangi yang legendaris ini. Akibatnya kisah mengenai raja legendaris ini membentang dari era mitologi yang terkait kisah dewa-dewi Sunda kuno, hingga ke zaman kemudian saat datangnya ajaran Islam ke Tatar Sunda menjelang keruntuhan kerajaan Sunda Pajajaran.
Beberapa pihak telah mengajukan pendapat mengenai siapa tokoh sejarah nyata yang menginspirasi kisah Prabu Siliwangi ini. Penafsiran paling populer mengaitkan Prabu Siliwangi dengan tokoh sejarah raja Sunda bernama Sri Baduga Maharaja[2][3] yang disebutkan bertakhta di Pajajaran pada kurun 1482–1521. Sementara ada pihak lain yang berpendapat bahwa legenda Prabu Siliwangi mungkin terinspirasi oleh tokoh sejarah raja Sunda sebelumnya yang bernama Niskala Wastu Kancana, yang disebutkan memerintah selama 104 tahun dari kurun waktu 1371–1475.[1]