Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Pradaksina (KBBI; Sanskerta: प्रदक्षिण, pradakṣiṇa; Pali: padakkhiṇā), juga dikenal sebagai parikrama (Sanskerta: परिक्रम, parikrama; Pali: parikamma), adalah kegiatan ritual penghormatan dengan mengelilingi sebuah objek pemujaan searah jarum jam yang lazim dilakukan pada agama-agama darmik—Hindu, Buddha, Sikh, dan Jain.[1][2][3][4][5]
Dalam Buddhisme, istilah ini secara khusus lebih merujuk kepada jalur lintasan ritual.[3] Pradaksina dilakukan dengan mengelilingi stupa, pohon Bodhi, atau rupang Buddha sebanyak tiga kali. Penghormatan dilakukan bersamaan dengan meditasi sambil berjalan searah jarum jam. Dalam melakukan pradaksina, peserta harus dijaga oleh orang lain agar posisinya selalu berada di sisi kanan objek pemujaan.[6]
Dalam agama Hindu, parikrama terhadap dewa-dewi agama dalam sebuah pura, sungai-sungai suci, bukit-bukit suci, dan sekelompok pura yang berdekatan sebagai simbol doa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peribadatan umat Hindu.[7][8][9] Parikrama dilakukan setelah menyelesaikan puja atau praktik bakti lainnya, dan setelah dilakukannya darshana (penghormatan kepada dewa). Pradaksina harus dilakukan dengan dhyana (kontemplasi spiritual atau meditasi). Arsitektur candi Hindu biasanya mencakup berbagai jalur pradaksina.[10] Mungkin ada jalan parikrama yang mengelilingi dewa utama dan beberapa jalan lain yang lebih luas yang berpusat pada jalan utama, meskipun tidak jarang ditemukan juga jalur parikrama yang tidak berpusat. Kadang-kadang, jalur parikrama terluar meliputi seluruh desa, kota kecil, kota besar, dengan demikian menyiratkan bahwa panjang jalur tersebut dapat membentang.[8][11] Parikrama juga dilakukan di sekitar pohon Peepal suci, tulsi (tanaman kemangi India), dan Agni (api suci atau dewa api).[12][13] Parikrama Agni merupakan bagian dari upacara pernikahan Hindu.[14][15]