Prasasti Hantang (bahasa Jawa: ꦥꦿꦱꦱ꧀ꦠꦶꦔꦤ꧀ꦠꦁ, translit. Hantaŋ) juga disebut dengan Prasasti Ngantang adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di wilayah Ngantang, Malang, Jawa Timur. Prasasti ini memiliki candrasengkala tahun 1057 Saka atau 1135 M.
Prasasti Hantang | |
---|---|
Bahan baku | Batu Andesit |
Ukuran | Tinggi 155 cm, lebar bawah 69 cm, tebal 31 cm, lebar alas 105 cm dan tinggi alas 20 cm |
Dibuat | 1057 Saka atau 1135 Masehi |
Ditemukan | Desa Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur |
Lokasi sekarang | Museum Nasional Republik Indonesia |
Registrasi | D9 |
Prasasti ini dikeluarkan oleh Śrī Mahārāja Sang Mapañji Jayabhaya Śrī Warmmeśwara Madhusudanāwatārānindita Suhṛtsingha Parākrama Digjayottunggadewanāma atau Raja Jayabaya dan ditulis menggunakan aksara dan bahasa Kawi atau Jawa kuno. Pertama kali dibaca oleh J.L.A. Brandes (1913, 154-158). Di dalam prasasti Ngantang terdapat sebuah keistimewaan, yaitu pada bagian atas prasasti terdapat bidang persegi empat dengan adanya tulisan dengan huruf Kadiri kwadrat yang besar melintang di tengah cap kerajaan bergambar Narasingha berupa sebuah semboyan yang berbunyi Pañjalu Jayati, yang berarti Kadiri Menang. Prasasti ini dibuat sebagai piagam pengesahan anugerah dari raja atas jasa penduduk desa Hantang dengan 12 dukuh yang masuk ke dalam wilayahnya, yang tetap setia kepada kerajaan Kadiri dalam perang melawan kerajaan Janggala. Dari prasasti ini dapat diketahui bahwa Sri Jayabhaya adalah raja Kadiri yang berhasil mengalahkan Janggala dan menyatukannya kembali dengan Panjalu Kadiri.