Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
Transkripsi bahasa daerah:
.
Julukan: "Pulau Garam" | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Geografi | |||||||
Lokasi | Asia Tenggara | ||||||
Koordinat | 7°0′S 113°20′E / 7.000°S 113.333°E | ||||||
Kepulauan | Kepulauan Sunda Besar | ||||||
Luas | 5.379 km2 | ||||||
Titik tertinggi | Bukit Lanjari (500 m) | ||||||
Pemerintahan | |||||||
Negara | Indonesia | ||||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||||
Kabupaten/Jumlah Penduduk (data BPS 2023) | Kabupaten Bangkalan (1.101.556 jiwa)
Kabupaten Sumenep (1.143.292 jiwa) | ||||||
Kota terbesar | Pamekasan | ||||||
Kependudukan | |||||||
Penduduk | 4.099.070 jiwa (2023) | ||||||
Kepadatan | 762 jiwa/km2 | ||||||
Kelompok etnik | Madura, Jawa, Bugis, Tionghoa, Arab, Banjar, Sunda, Melayu, Lainnya. | ||||||
Pulau Madura (Madura: Polo Madhurâ; sistem pengucapan [pɔlɔ madʰurɐ], Pèghu: ڤَولَو ماڎورٓا, Carakan: ꦥꦺꦴꦭꦺꦴꦩꦢꦸꦫ) adalah nama sebuah pulau yang terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa, memiliki luas wilayah sekitar 5.379 km2 atau 8 kali lebih luas dari provinsi DKI Jakarta. Pulau ini juga mempunyai jumlah populasi penduduk yang cukup besar, yakni mencapai 4,1 juta jiwa pada tahun 2023. Perairan dan kepulauan di sekitar pulau madura dikenal sebagai area penghasil utama minyak bumi dan gas alam di provinsi Jawa Timur. Selain itu, Pulau Madura juga merupakan produsen garam terbesar di Indonesia sehingga di juluki "Pulau Garam".
Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju pulau Madura. Selain jalur darat, pulau ini dapat didatangi melalui jalur laut. Untuk jalur laut, bisa dilalui dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di Bangkalan. Alternatif lainnya bisa dilalui dari Pelabuhan Jangkar di Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep yang terletak di ujung timur pulau Madura. Terkini, pintu masuk melalui udara juga telah dibuka dengan diresmikannya Bandar Udara Trunojoyo (SUP) pada 20 April 2022 yang lalu oleh presiden Joko Widodo di kabupaten Sumenep.
Pulau Madura terdiri dari empat Kabupaten, yaitu: Bangkalan, Sampang, Pamekasan serta Sumenep. Di mana, wilayah ini mempunyai sejarah yang terbilang panjang dilihat dari kesenian dan kebudayaan Islam yang kuat.
Pulau ini didiami oleh etnis mayoritas suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi yang cukup besar di Indonesia, saat ini jumlah populasi suku Madura diperkirakan mencapai lebih dari 12 juta jiwa dan menyebar di seluruh penjuru indonesia.
Pulau Madura sebagian juga dihuni oleh beberapa kaum pendatang seperti suku Jawa, Suku Bugis, Tionghoa, Arab-Indonesia, Suku Banjar, Suku Sunda, Suku Melayu dan lainnya. Suku Madura berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Pulau Bawean, Pulau Mandangin, Sampang, Sampang, Gili Raja, Gili Genteng, Poteran, Raas, Sumenep, Gili Iyang, Pulau Sapudi, Pulau Raas, Kepulauan Masalembu dan Kepulauan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak juga yang berdatangan dan menetap di bagian timur, biasa disebut sebagai kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur, yaitu membentang dari Kabupaten Pasuruan sebelah Timur sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso jumlah penduduknya paling banyak dan mengutamakan bahasa Madura. Sedangkan orang Madura yang menetap di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang bagian tenggara, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember , Kota Surabaya bagian Utara, Kabupaten Lumajang, dan sebagian Kabupaten Gresik biasanya menguasai 2 bahasa yaitu bahasa Madura dan bahasa Jawa.
Suku Madura terkenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan, namun dikenal hemat, disiplin dan pekerja keras (abhântal ombâ' asapo' angèn/أبْاْنتال أَومباْء أساڤَوء أڠَين). Harga diri merupakan esensi penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: ango'an potè tolang etembheng pote mata/أَيتَيمبْاْڠ ڤَوتَي ماتا، أڠَوءأن ڤَوتَي تَولاڠ artinya "lebih baik mati daripada harus menanggung malu". Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura.