Reputasi

Reputasi atau citra didefinisikan sebagai suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang.[1] Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, jika seseorang tersebut tidak memiliki kemampuan sesuai dengan keadaan sesungguhnya.[2] Di Indonesia, masyarakat menggunakan kata pencitraan digunakan sebagai konotasi yang mengarah ke sisi negatif bukan positif.

Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.[3] Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi).[4] Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.[5]

Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.[6]

  1. ^ Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York. Hal.360
  2. ^ M. Alwi Dahlan, Paper: Peranan dan Peluang Pulic Relations dalam meningkatkan Citra dan Pelayanan Perbankan, (disampaikan pada seminar PR Bank: Pasca UU Perbankan 1992 di Jakarta, 20 Juni 1992)
  3. ^ Kim Harrison. 2001. Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia. Vineyard Publishing. Hal. 2
  4. ^ Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi. Crest Publishing House. Hal. 2
  5. ^ Rhenald Kasali. 2003. Manajemen Public Relations. Jakarta. Grafiti, Hal. 30
  6. ^ Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412

Developed by StudentB