Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (July 2013) |
Revolusi Nikaragua | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Krisis Amerika Tengah dan Perang Dingin | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Contras (1981–90) Didukung oleh: Amerika Serikat Israel Arab Saudi[1][2][3] Honduras Chili (sejak 1973)[4] Brasil Paraguay Argentina (1961–83) Panama[5] Jerman Barat Pakistan Filipina Negara Kekaisaran Iran (sampai 1979) Republik Islam Iran (tidak langsung, sejak 1979)[6] |
Didukung oleh: Libya[7] Uni Soviet China Kuba[8] Bulgaria[9] Romania (sampai 1989) Cekoslowakia (sampai 1989) Polandia (sampai 1989)[7][10] Meksiko[11] Irak Jerman Timur (sampai 1989) Chili (1970–1973) | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Anastasio Somoza Debayle Enrique Bermúdez |
Daniel Ortega Carlos Fonseca (1959–1976) † Humberto Ortega Joaquin Cuadra Tomás Borge Edén Pastora (1961–81) | ||||||
Korban | |||||||
(1978–79) 10.000 total tewas[12] (1981–89) 10.000–43.000 total tewas, perkiraan terbaik menggunakan informasi pertempuran paling detail adalah 30.000 tewas.[12] |
Revolusi Nikaragua (bahasa Spanyol: Revolución Nicaragüense atau Revolución Popular Sandinista) meliputi munculnya oposisi terhadap kediktatoran Somoza pada 1960-an dan 1970-an, kampanye yang dipimpin oleh Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN) untuk menggulingkan kediktatoran dengan kekerasan pada 1978-79, upaya selanjutnya dari FSLN untuk memerintah Nikaragua selama periode 1979-1990,[13] dan Perang Contra yang terjadi antara pemerintahan Nikaragua pimpinan FSLN dan Contras yang didukung oleh Amerika Serikat pada 1981-1990.
Revolusi ini menandai periode penting di sejarah Nikaragua dan terungkap bahwa negara ini menjadi salah satu medan perang perang proksi dari Perang Dingin, sehingga perstiwa di sana menjadi perhatian dunia.
Permulaan penggulingan rezim Somoza pada 1978-1979 adala peristiwa berdarah, dan Perang Contra pada 1980-an merenggut nyawa puluhan ribu orang Nikaragua dan menjadi bahan perdebatan internasional yang sengit. Selama 1980-an, baik FSLN (kumpulan partai politik kiri) dan Contras (kumpulan kelompok kontra revolusioner sayap kanan) menerima sejumlah besar bantuan dari negara adikuasa Perang Dingin (masing-masing Uni Soviet dan Amerika Serikat).
Perang Contra berakhir setelah penandatanganan Kesepakatan Tela pada 1989 dan demobilisasi pasukan FSLN dan Contra.[14] Dalam pemilihan umum kedua pada 1990 partai anti-Sandinista meraih suara mayoritas dan FSLN menyerahkan kekuasaan.