Melayu-Polynesia Tengah
(kawasan) Wallace | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Indonesia | ||||||||
Penutur | |||||||||
| |||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||
ISO 639-5 | plf | ||||||||
LINGUIST List | cmpo | ||||||||
Glottolog | cent2245 [1] | ||||||||
IETF | plf | ||||||||
Lokasi penuturan | |||||||||
Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah (merah). (Hitam adalah Garis Wallace.) Dalam pengertian Grimes & Edwards', lebih banyak Semenanjung Bomberai di timur laut disertakan. | |||||||||
Portal Bahasa | |||||||||
Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah (MPT) adalah cabang dalam subkelompok Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia yang diusulkan.[2][3] Rumpun bahasa ini dituturkan di Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku di Laut Banda, di kawasan yang dekat dengan provinsi Nusa Tenggara Timur dan Maluku di Indonesia, serta negara Timor Leste (kecuali rumpun bahasa Papua di Timor dan pulau-pulau terdekat), tetapi dekat dengan bahasa Bima meluas ke bagian timur Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan bahasa Sula, Kepulauan Sula di bagian barat daya Provinsi Maluku Utara. Pulau-pulau utama di daerah ini adalah Sumba, Flores, Timor, Buru, dan Seram. Bahasa yang paling penting dari segi jumlah adalah bahasa Bima, bahasa Manggarai di Flores Barat, bahasa Uab Meto di Timor Barat, dan bahasa Tetun, bahasa kebangsaan Timor Leste.
Blust mengusulkan agar rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah membentuk suatu pertautan, yang berarti bahwa rumpun bahasa ini mempunyai nenek moyang yang sama dan banyak reka baru yang bertumpang-tindih, tetapi tidak ada yang dijumpai dalam semua bahasa Melayu-Polinesia Tengah.[4] Grimes & Edwards mendapati bahwa kesamaan antara kelompok bahasa Melayu-Polinesia Tengah yang dapat dibuktikan adalah karena substrat dan kontak Papua, dan mengusulkan kelompok-kelompok ini sebagai cabang bahasa Melayu-Polinesia yang berdiri sendiri.[5]