Murid agung Buddha merujuk kepada sepuluh murid agungSiddhartha Gautama. Para murid ini telah mencapai tingkat kesucian tertinggi (Arahat), dan memegang peranan penting dalam Buddhisme. Sepuluh murid agung Buddha tersebut adalah:
Sariputta, berasal dari keluarga pendeta agama kuno di India. Menjadi salah satu dari dua siswa utama Buddha. Kebijaksanaanya terbaik kedua setelah Buddha sehingga dijuluki sebagai "Sang Panglima Dhamma" (Dhammasenāpati).
Maha Kassapa, gaya hidup pertapaanNya nomor dua paling keras setelah Sang Buddha. Setelah Sang Buddha Parinibanna, Dia yang memprakarsai penyusunan ajaran Buddha yang kita kenal sekarang sebagai Tipitaka (Kitab Ajaran Buddha).
Anurudha, pangeran Anurudha adalah sepupu Sang Buddha. Mempunyai Mata Dewa/Dibbacakkhu terbaik di antara siswa Buddha.
Kondanna, pertapa Kondanna pernah meramalkan Pangeran Siddhartha sewaktu bayi, akan menjadi Buddha. Dia adalah siswa pertama yang mencapai kesucian tertinggi.
Upali, adalah bekas tukang cukur kerajaan Sakya. Menjadi Bhikkhu lebih dulu daripada Tuannya, yaitu Ananda dan Anurudha untuk mengurangi rasa sombong para Tuannya dengan harus menghormat padanya sebagai Bhikkhu senior sebelum mereka. Siswa Buddha yang Terkemuka dalam menjaga Sila/ penerapan Kemoralan.
Rahula, adalah anak pangeran Siddhartha & putri Yasodhara. Dia menjadi pertapa mengikuti jejak ayahNya sejak umur tujuh tahun.
Sivali, adalah anak ratu Suppavasa dari kerajaan Koliya. Terkenal sebagai seorang Bhikkhu yang dengan mudah selalu menerima pemberian berjumlah besar (Murah Rejeki). Sebagai Bhikkhu penerima dana, ia tidak terbandingkan.
Bakkula, adalah Bhikkhu dengan kesehatan dan kemandirian yang sempurna. Tidak pernah sakit dan selama menjadi Bhikkhu tidak pernah menerima atau meminta pelayanan dari orang lain. Pada usia 160 tahun, dengan kesaktianNya, dia menciptakan api yang membakar tubuhnya sendiri, dengan cara itulah Ia Parinibbana.
Ananda, adalah sepupu Sang Buddha. Setelah menjadi Bhikkhu, Dia diangkat menjadi ajudan Sang Buddha. Y.A.Ananda adalah Bendahara Dhamma karena mampu mengingat seluruh Sabda Buddha. Ia juga mengulang seluruh Dhamma dari Sang Buddha dalam Sutta (dengan mengatakan: ("''Demikianlah yang telah kudengar''").