Siklus menstruasi atau daur haid adalah rangkaian perubahan yang terjadi secara alamiah dan berulang pada sistem reproduksi perempuan, khususnya indung telur (ovarium) dan rahim (uterus), yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Siklus menstruasi mencakup siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium mengatur produksi beserta pelepasan sel telur dan pelepasan estrogen dan progesteron secara teratur, sedangkan siklus uterus mengatur persiapan dan pemeliharaan lapisan rahim dalam menerima telur yang telah dibuahi sebagai tempat berlangsungnya kehamilan. Kedua siklus ini terjadi bersamaan dan terkoordinasi, biasanya berlangsung selama 21–35 hari pada perempuan dewasa dengan nilai tengah 28 hari, dan terjadi selama sekitar 30–45 tahun.
Siklus-siklus tersebut digerakkan oleh hormon-hormon yang dibentuk tubuh secara alami. Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) menstimulasi pelepasan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon pelutein (LH). FSH banyak berperan dalam inisiasi pertumbuhan folikel ovarium, sedangkan LH dalam perkembangan lanjutan folikel. Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron menstimulasi lapisan rahim agar menebal untuk menampung embrio sebagai hasil pembuahan. Endometrium (lapisan rahim tempat embrio tertanam) akan menebal dan menyediakan lingkungan yang sesuai bagi embrio, termasuk pasokan darah yang membawa nutrisi. Jika implantasi embrio tidak terjadi, lapisan rahim terurai sehingga darah tidak tertampung lagi dan keluar. Menstruasi (haid), yang dipicu oleh penurunan kadar progesteron, merupakan proses peluruhan lapisan rahim dan tanda bahwa kehamilan tidak terjadi.
Setiap siklus memiliki beberapa fase yang didasarkan pada peristiwa di indung telur (siklus ovarium) atau rahim (siklus uterus). Siklus ovarium terdiri atas fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal, sedangkan siklus uterus terdiri atas fase menstruasi, proliferasi, dan sekretori. Pada sekitar hari keempat belas, sel telur biasanya dilepaskan dari ovarium. Menarke (haid pertama) biasanya terjadi pada usia 12 tahun.
Siklus menstruasi dapat menyebabkan sebagian perempuan mengalami gangguan dalam kesehariannya. Mereka dapat mengalami nyeri haid, pelunakan payudara, kelelahan, dan sindrom pramenstruasi (PMS). Masalah lebih parah seperti gangguan disforik prahaid dapat terjadi pada 3–8% perempuan. Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat memengaruhi siklus menstruasi.