Sirindhorn

Sirindhorn
Duli Yang Teramat Mulia Putri Maha Chakri Sirindhorn, Sang Putri Debarattanasuda Kitivadhanadullasobhak, Sang Putri Kerajaan
Putri Sirindhorn pada tahun 2009
KelahiranSomdet Phra Chao Luk Thoe Chao Fa Sirindhorn Debarattanasuda Kitivadhanadullasobhak
02 April 1955
Bangkok, Thailand
WangsaWangsa Mahidol
Dinasti Chakri
AyahRaja Rama IX
IbuRatu Sirikit
AgamaBuddha
Tanda tanganSirindhorn
Gelar bangsawan untuk
Putri Maha Chakri Sirindhorn dari Thailand
Gaya referensiDuli Yang Teramat Mulia
Gaya penyebutanKebawah Duli Paduka Baginda
Gaya alternatifChao Fa

Putri Maha Chakri Sirindhorn, Putri Kerajaan[1] (bahasa Thai: มหาจักรีสิรินธร, Pengucapan Thai: [má.hǎː .ʨàk.krīː.sì.rīn.tʰɔːn]; RTGS: Maha Chakkri Sirinthon; atau Putri Sirindhorn Debarattanasuda Kitivadhanadullasobhak (bahasa Thai: สมเด็จพระกนิษฐาธิราชเจ้า กรมสมเด็จพระเทพรัตนราชสุดาฯ สยามบรมราชกุมารี ; RTGS: Somdet Phra Chao Luk Ter Chao Fa Sirinthon Thepparatsuda Kitiwattanadunlasophak) lahir 2 April 1955) adalah anak ketiga Raja Bhumibol Adulyadej dan adik Raja Thailand saat ini, Vajiralongkorn.

Gelar resminya adalah Somdet Phra Theppharatratsuda Chao Fa Maha Chakri Sirindhorn Ratthasimakhunakonpiyachat Sayamborommaratchakumari[2] (สมเด็จพระเทพรัตนราชสุดา เจ้าฟ้ามหาจักรีสิรินธร รัฐสีมาคุณากรปิยชาติ สยามบรมราชกุมารี), yang diberikan kepadanya pada 5 Desember 1977. Warga Thailand biasa menyebutnya dengan gelar Phra Thep, yang berarti Putri Bidadari.

Kedudukannya dalam pewaris takhta Thailand sejajar dengan gelar kakaknya Pangeran Mahkota, Maha Vajiralongkorn.[3] Hal ini disebabkan oleh perubahan konstitusi Thailand pada tahun 1974 yang memperbolehkan pewaris takhta dari seorang wanita, dan akhirnya Sirindhorn berhak atas kekuasaan di Thailand.[4]

  1. ^ "Biography of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn"
  2. ^ "Royal Institute of Thailand, "Pronunciation of Sirindhorn's name", 2001-02". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-09-03. Diakses tanggal 2013-08-30. 
  3. ^ Backman, Michael, "Thai riches hinged on wise king's prodigal son" The Age, June 28, 2006.
  4. ^ Kershaw, Roger (2001), Monarchy in South East Asia: The faces of tradition in transition, Routledge, hlm. 153 

Developed by StudentB