Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Lokasi | Wiltshire, Inggris |
---|---|
Wilayah | Salisbury Plain |
Koordinat | 51°10′44″N 1°49′34″W / 51.17889°N 1.82611°W |
Jenis | Monumen |
Tinggi | Sekitar 13 ft (4,0 m) |
Sejarah | |
Bahan | Sarsen, Bluestone |
Didirikan | Zaman Perunggu |
Catatan situs | |
Tanggal ditemukan | Beragam |
Pemilik | Mahkota |
Pengelola | English Heritage |
Situs web | www |
Jenis | Budaya |
Kriteria | i, ii, iii |
Ditetapkan | 1986 (sesi ke-10) |
Bagian dari | Stonehenge, Avebury and Associated Sites |
No. Referensi | 373 |
Region | Eropa dan Amerika Utara |
Nama resmi: Stonehenge, the Avenue, and three barrows adjacent to the Avenue forming part of a round barrow cemetery on Countess Farm[1] | |
Ditetapkan | 18 Agustus 1882 |
No. Referensi | 1010140[1] |
Model 3D |
Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Ia terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury. Sebagai salah satu situs yang paling terkenal di dunia, Stonehenge merupakan lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah.
Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu tersebut, tetapi kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa bangunan tersebut didirikan antara 3.000 SM hingga 2.000 SM. Pada tahun 2008, penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa batu pertama didirikan antara 2400 hingga 2200 SM.[2] Sedangkan teori lain mengindikasikan bahwa batu biru (bluestone) didirikan sekitar 3.000 SM.
Gundukan tanah dan parit berbentuk melingkar yang ada di sekitarnya, merupakan penanda mengenai tahapan awal pembangunan monumen tersebut. Penanggalan yang didapat dari fitur tersebut adalah sekitar 3.100 SM. Situs Stonehenge dan lingkungan di sekitarnya ditambahkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986 bersamaan dengan Avebury Henge.[3][4]
Stonehenge berasal dari kata Stone dan Henge. Stone berarti batu, sedangkan Henge berarti lingkaran. Arkeolog mendefinisikan henge sebagai tembok tanah yang berbentuk melingkar dan terdapat parit di dalamnya.[5]
Pada awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi berdiri tegak. Hal ini kemungkinan disebabkan banyaknya wisatawan yang menaiki Stonehenge pada sekitar abad ke-19 karena keingintahuan mereka yang besar. Semenjak itu, telah dilakukan tiga tahap renovasi untuk menegakkan kembali batu yang miring atau terbalik, dan untuk mengembalikan batu-batu tersebut ke tempat semula dengan teliti.