To Ugi ᨈᨚ ᨕᨘᨁᨗ | |
---|---|
Jumlah populasi | |
± 7.000.000 (2010) | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Indonesia | 6.359.700[1] |
Sulawesi Selatan | 3.618.683 |
Kalimantan Timur | 735.819 |
Sulawesi Tenggara | 496.432 |
Sulawesi Tengah | 409.741 |
Sulawesi Barat | 144.554 |
Kalimantan Barat | 137.282 |
Riau | 107.159 |
Kalimantan Selatan | 101.727 |
Jambi | 96.145 |
Papua | 88.991 |
Jakarta | 68.227 |
Papua Barat | 40.087 |
Malaysia | 728.465[2] |
Singapura | 15.000[2][3] |
Bahasa | |
Mayoritas Bugis • Indonesia • Melayu Makassar Minoritas Massenrempulu • Melayu | |
Agama | |
Mayoritas Islam: 98.99% Minoritas Kristen (Protestan dan Katolik): 0,55% • Hindu (termasuk Tolotang): 0,41% • Lain-lain (di antaranya Buddhis): 0,05%[4] | |
Kelompok etnik terkait | |
Suku Bugis merupakan kelompok etnis Austronesia terbesar di antara tiga kelompok etnolinguistik utama di Sulawesi Selatan, bersama dengan suku Makassar dan Toraja. Sulawesi Selatan terletak di bagian barat daya pulau Sulawesi, pulau terbesar ketiga di Indonesia. Pada tahun 1605, suku Bugis beralih dari kepercayaan animisme ke Islam. Meskipun mayoritas masyarakat Bugis menganut agama Islam, sebagian kecil dari mereka memeluk agama Kristen serta kepercayaan pra-Islam yang dikenal sebagai Tolotang.[5][6]
Suku Bugis, yang populasinya diperkirakan sekitar enam juta jiwa dan mencakup 2,5% dari total penduduk Indonesia.[7] Secara historis, Suku Bugis dikenal sebagai pelaut dan perantau yang ulung. Selama beberapa abad terakhir, mereka telah menjelajahi dan menetap di berbagai wilayah di Nusantara, termasuk Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, serta daerah lain yang menjadi tujuan migrasi besar-besaran sejak akhir abad ke-17. Presiden ketiga Indonesia, B. J. Habibie,[8][9] serta mantan wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla, memiliki keturunan Bugis. Di Malaysia, Yang di-Pertuan Agong saat ini, Sultan Ibrahim, dan perdana menteri kedelapan, Muhyiddin Yassin, juga memiliki darah keturunan Bugis.[10][11]
Sebagian besar orang Bugis berbicara dalam bahasa daerah yang khas, yaitu bahasa Bugis (Basa Ugi), selain menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Bugis termasuk dalam kelompok bahasa Sulawesi Selatan, yang juga mencakup bahasa Makassar, Toraja, Mandar dan Massenrempulu. Nama "Bugis" merupakan eksonim yang berasal dari bentuk lama nama tersebut, sedangkan "(To) Ugi" adalah endonim yang digunakan oleh masyarakat Bugis sendiri.[12]