Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (November 2022) |
Sultan Baktiar Najamudin | |
---|---|
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia | |
Mulai menjabat 2 Oktober 2024 | |
Wakil Ketua | GKR Hemas Yorrys Raweyai Tamsil Linrung |
Pengganti Petahana | |
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia | |
Masa jabatan 2 Oktober 2019 – 30 September 2024 Menjabat bersama Nono Sampono & Mahyudin | |
Ketua DPD | La Nyalla Mattalitti |
Wakil Gubernur Bengkulu ke-7 | |
Masa jabatan 4 Juli 2013 – 1 Desember 2015 | |
Gubernur | Junaidi Hamsyah |
Informasi pribadi | |
Lahir | 11 Mei 1979 Anggut, Pino, Bengkulu Selatan, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Hubungan | Agusrin Maryono Najamuddin (kakak) |
Pekerjaan | Politikus |
Situs web | sultanbnajamudin |
Sunting kotak info • L • B |
Sultan Baktiar Najamudin (lahir 11 Mei 1979) adalah seorang politikus asal Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sejak 2 Oktober 2024. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua III DPD RI pada periode 2019-2024. Sultan berasal dari daerah pemilihan Bengkulu. Ia sebelumnya adalah Wakil Gubernur Bengkulu yang menggantikan Junaidi Hamsyah.
Sebelum terjun ke dunia politik, Sultan memulai kerja profesional sebagai seorang pengusaha yang memulai usaha dari nol. Ia memulai usaha dari service AC keliling lalu berkembang membentuk perusahaan sendiri. Ia juga tercatat sebagai pengusaha di bidang penjualan senjata, bahan peledak dan tabung gas skala nasional di bawah bendera ASA karya Group.
Di usia tiga puluhan tahun ia memutuskan untuk pulang ke Bengkulu untuk mengabdikan diri untuk membangun daerah kelahirannya. Ia memulai dengan menjadi aktivis pemuda dan berhasil menjadi ketua KNPI provinsi Bengkulu dan sempat bertarung menjadi kandidat untuk memperebutkan ketua umum KNPI nasional.
Pada tahun 2009 Sultan memutuskan maju sebagai calon DPD RI dapil Bengkulu dan berhasil mewakili Bengkulu bersama Ahmad Kanedi, Riri Damayanti, dan Eni Khairani. Ia pun di daulat menjadi ketua hubungan antar lembaga di DPD RI. Berjalan tiga tahun Sultan terpaksa mengundurkan diri dari DPD karena terpilh menjadi Wakil Gubernur Bengkulu sisa masa bakti 2010-2015.
Karier politiknya maju selangkah dengan manjadi kandidat Calon Gubernur Bengkulu tahun 2015-2020. Berpasangan dengan Mujiono, seorang Kader PDIP mereka berhadapan Head to Head dengan pasangan Ridwan Mukti-Rohidin Mersyah. Meski belum berhasil memenangkan kontestasi demokrasi saat itu, Sultan tetap komitmen mengabdikan diri untuk provinsi Bengkulu dengan memberikan masukan kontruktif kepada pemerintah daerah.
Tahun 2019 Sultan maju kembali menjadi kandidat calon DPD RI mewakili Provinsi Bengkulu. Dan Ia terpilih dengan suara terbanyak dengan meraih 191.499 suara jauh meninggalkan calon terpilih lainya. Melalui mekanisme internal pemilihan pimpinan DPD RI Sultan akhirnya terpilih menjadi wakil ketua DPD RI setelah sebelumnya terpilih secara aklamasi mewakili anggota DPD RI wilayah barat yang meliputi wilayah sumatera dan sebagian Jawa.