Sungai Brunei | |
---|---|
Lokasi | |
Negara | Brunei |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | pertemuan Sungai Kayal dan Limau Manis |
- koordinat | 4°55′35″N 115°01′05″E / 4.92639°N 115.01806°E |
Muara sungai | di Bandar Seri Begawan hingga Laut Cina Selatan |
Panjang | 41 km |
Daerah Aliran Sungai | |
Sistem sungai | Sungai Brunei |
Luas DAS | DAS: 765 km2 |
Anak sungai | |
- kiri | Sungai Butor |
- kanan | Sungai Damuan; Sungai Kedayan |
Sungai Brunei adalah sungai yang mengalir melalui Brunei[1] hingga Teluk Brunei dengan arah aliran Timurlaut.[2] Istana Nurul Iman dan ibu kota Brunei Darussalam, Bandar Seri Begawan, terletak di pinggir sungai ini. Sungai Brunei adalah sungai terbesar terpendek di Brunei Darusalam. Wilayah permukiman tradisional Brunei Darussalam, Kampung Ayer, terletak di sungai ini. Air dari sungai ini merupakan sumber mata air jernih untuk wilayah bagian barat negara ini.
Brunei memiliki sejarah panjang dalam bidang kemaritiman. Sultan Brunei pernah menguasai seluruh wilayah Kalimantan, juga sebagian Filipina dan Indonesia. Hutan yang lebat di sebagian besar wilayah ini membuat penduduknya melakukan transportasi via sungai. Oleh karena itu, rata-rata penduduk di Brunei bermukim di pinggir sungai.
Pada tahun 2006, Kementerian Lingkungan, Taman, dan Rekreasi Brunei melakukan kampanye pembersihan Sungai Brunei. Dana sebesar 3,9 juta dolar Amerika dialokasikan untuk membersihkan sungai ini, dan ditambah dengan 90.000 dolar Amerika lagi untuk pembangunan toilet di setiap perumahan di sungai ini.[3]
A total of $3.9 million has been allocated for the clean-up project, in addition to the $90,000 for the house-to-house waste collection.