Tebu

Tebu
Rumpun tebu
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Monokotil
Klad: Komelinid
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Subfamili: Panicoideae
Supertribus: Andropogonodae
Tribus: Andropogoneae
Subtribus: Saccharinae
Genus: Saccharum
L.
Spesies

Saccharum arundinaceum
Saccharum bengalense
Saccharum edule
Saccharum officinarum
Saccharum procerum
Saccharum ravennae
Saccharum robustum
Saccharum sinense
Saccharum spontaneum

Deretan tanaman tebu di perkebunan
Potongan tebu yang siap diproses

Tebu (Saccharum officinarum Linn) (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Karakteristik dari tanaman tebu diantara lain adalah terdapatnya bulu-bulu beserta duri di sekitar bagian pelepah dan helai daun. Keberadaan bulu-bulu dan duri ini beragam, tergantung dari varietas tebu. Tinggi dari tanaman tebu bervariasi, beberapa faktor yang menyebabkan variasi pada tinggi tanaman tebu adalah daya dukung lingkungan dan varietas; namun secara umum tanaman tebu memiliki tinggi mulai dari 2,5 hingga 4 meter, dengan diameter batang 2 – 4 cm. Tebu merupakan tanaman monokotil dan batangnya dapat menghasilkan anakan dari pangkal batang berupa tunas yang kemudian akan membentuk rumpun[1]

Tanaman tebu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada daerah dengan iklim subtropika. Tanaman tebu merupakan salah satu tanaman yang pertumbuhannya sangat tergantung pada kondisi iklim, yang berarti bahwa jika iklim tempat tanaman ini buruk, maka kualitas dari tanaman akan terpengaruh dan kemungkinan dapat menurun. Secara umum persyaratan kondisi lingkungan yang dapat menunjang pertumbuhan tebu yang maksimal adalah ketinggian sekitar 0 – 900 mdpl, curah hujan rata-rata 2000mm/tahun, rentang suhu udara 21 – 32o C, dan pH tanah 5 – 6.[1]

Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas.

Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik.

Di beberapa daerah air perasan tebu sering dijadikan minuman segar pelepas lelah, air perasan tebu cukup baik bagi kesehatan tubuh karena dapat menambah glukosa. salah satu tempat yang menjual es tebu yatu di seputaran Jember.[2]

  1. ^ a b Kurnia, I Gusti Ayu Maya. 2018. Tebu (Saccharum officinarum Linn). Diakses pada 28 Maret 2019 pukul 23.05.
  2. ^ Rasakan manisnya 8 Manfaat air tebu bagi kesehatan (via SehatQ.com)

Developed by StudentB