29Cu Tembaga | ||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | ||||||||||||||||||||||||||||
Pengucapan | /têmbaga/[1] | |||||||||||||||||||||||||||
Penampilan | metalik merah-jingga | |||||||||||||||||||||||||||
Tembaga dalam tabel periodik | ||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 29 | |||||||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan 11 | |||||||||||||||||||||||||||
Periode | periode 4 | |||||||||||||||||||||||||||
Blok | blok-d | |||||||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | logam transisi | |||||||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| |||||||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Ar] 3d10 4s1 | |||||||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 18, 1 | |||||||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | ||||||||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | |||||||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 1357,77 K (1084,62 °C, 1984,32 °F) | |||||||||||||||||||||||||||
Titik didih | 2835 K (2562 °C, 4643 °F) | |||||||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 8,96 g/cm3 | |||||||||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 8,02 g/cm3 | |||||||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 13,26 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 300,4 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 24,440 J/(mol·K) | |||||||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| ||||||||||||||||||||||||||||
Sifat atom | ||||||||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | −2, 0,[2] +1, +2, +3, +4 (oksida agak basa) | |||||||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,90 | |||||||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 745,5 kJ/mol ke-2: 1957,9 kJ/mol ke-3: 3555 kJ/mol (artikel) | |||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 128 pm | |||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 132±4 pm | |||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari van der Waals | 140 pm | |||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain | ||||||||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | |||||||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | kubus berpusat muka (fcc) | |||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | (teranil) 3810 m/s (pada s.k.) | |||||||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | 16,5 µm/(m·K) (suhu 25 °C) | |||||||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 401 W/(m·K) | |||||||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | 16,78 nΩ·m (suhu 20 °C) | |||||||||||||||||||||||||||
Arah magnet | diamagnetik[3] | |||||||||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | −5,46×10−6 cm3/mol[4] | |||||||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 110–128 GPa | |||||||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | 48 GPa | |||||||||||||||||||||||||||
Modulus curah | 140 GPa | |||||||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | 0,34 | |||||||||||||||||||||||||||
Skala Mohs | 3,0 | |||||||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 343–369 MPa | |||||||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 235–878 MPa | |||||||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-50-8 | |||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||||
Penamaan | dari Siprus, tempat penambangan utama di era Romawi (Cyprium) | |||||||||||||||||||||||||||
Penemuan | Timur Tengah (9000 SM) | |||||||||||||||||||||||||||
Simbol | "Cu": dari Latin cuprum | |||||||||||||||||||||||||||
Isotop tembaga yang utama | ||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||
Tembaga adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Cu (dari bahasa Latin: cuprum) dan nomor atom 29. Ia adalah logam yang lunak, mudah ditempa, dan ulet dengan konduktivitas termal dan listrik yang sangat tinggi. Permukaan tembaga murni yang baru diekspos memiliki warna oranye merah muda. Tembaga digunakan sebagai konduktor panas dan listrik, sebagai building material, bahan bangunan, dan sebagai konstituen dari berbagai paduan logam, seperti perak sterling yang digunakan dalam perhiasan, kupronikel yang digunakan untuk membuat perangkat keras laut dan koin, serta konstantan yang digunakan dalam pengukur regangan dan termokopel untuk pengukuran suhu.
Tembaga adalah salah satu dari sedikit logam yang dapat terjadi di alam dalam bentuk logam yang dapat digunakan secara langsung (logam asli). Hal ini menyebabkan penggunaan tembaga oleh manusia sangat awal di beberapa daerah, dari ca 8000 SM. Ribuan tahun kemudian, ia adalah logam pertama yang dilebur dari bijih sulfida, ca 5000 SM; logam pertama yang dicetak menjadi sebuah bentuk dalam cetakan, ca 4000 SM; dan logam pertama yang sengaja dipadukan dengan logam lain, timah, untuk membuat perunggu, ca 500 SM.[5]
Pada zaman Romawi, tembaga ditambang terutama di Siprus, yang menjadi asal nama logam ini, dari aes cyprium (logam Siprus), kemudian berubah menjadi cuprum (bahasa Latin). Coper (bahasa Inggris Kuno) dan copper (bahasa Inggris) berasal dari kata tersebut, dan ejaan selanjutnya pertama kali digunakan sekitar tahun 1530.[6]
Senyawa yang biasa ditemui adalah garam tembaga(II), yang sering memberi warna biru atau hijau pada mineral seperti azurit, malasit, dan pirus, dan telah digunakan secara luas dan historis sebagai pigmen.
Tembaga yang digunakan dalam bangunan, biasanya untuk atap, teroksidasi membentuk patina hijau dari senyawa yang disebut verdigris. Tembaga kadang-kadang digunakan dalam seni dekoratif, baik dalam bentuk logam elemental maupun dalam senyawa sebagai pigmen. Senyawa tembaga digunakan sebagai agen bakteriostatik, fungisida, dan pengawet kayu.
Tembaga sangat penting untuk semua organisme hidup sebagai mineral diet karena ia merupakan konstituen kunci dari sitokrom c oksidase. Pada moluska dan krustasea, tembaga merupakan konstituen dari pigmen hemosianin darah, digantikan oleh hemoglobin kompleks besi pada ikan dan vertebrata lainnya. Pada manusia, tembaga ditemukan terutama di hati, otot, dan tulang.[7] Tubuh orang dewasa mengandung antara 1,4 dan 2,1 mg tembaga per kilogram berat badan.[8]