65Tb Terbium | |||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | |||||||||||||||||||||||
Pengucapan |
| ||||||||||||||||||||||
Penampilan | putih keperakan | ||||||||||||||||||||||
Terbium dalam tabel periodik | |||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 65 | ||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan n/a | ||||||||||||||||||||||
Periode | periode 6 | ||||||||||||||||||||||
Blok | blok-f | ||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | lantanida | ||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| ||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Xe] 4f9 6s2 | ||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 18, 27, 8, 2 | ||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | |||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | ||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 1629 K (1356 °C, 2473 °F) | ||||||||||||||||||||||
Titik didih | 3503 K (3230 °C, 5846 °F) | ||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 8,23 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 7,65 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 10,15 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 293 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 28,91 J/(mol·K) | ||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| |||||||||||||||||||||||
Sifat atom | |||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | 0,[2] +1,[3] +2, +3, +4 (oksida basa lemah) | ||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,2 (?) | ||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 565,8 kJ/mol ke-2: 1110 kJ/mol ke-3: 2114 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 177 pm | ||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 194±5 pm | ||||||||||||||||||||||
Lain-lain | |||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | ||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | susunan padat heksagon (hcp) | ||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | 2620 m/s (suhu 20 °C) | ||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | pada s.k. α, poli: 10,3 µm/(m·K) | ||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 11,1 W/(m·K) | ||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | α, poli: 1,150 µΩ·m (pada s.k.) | ||||||||||||||||||||||
Arah magnet | paramagnetik pada suhu 300 K | ||||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | +146.000×10−6 cm3/mol (273 K)[4] | ||||||||||||||||||||||
Modulus Young | bentuk α: 55,7 GPa | ||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | bentuk α: 22,1 GPa | ||||||||||||||||||||||
Modulus curah | bentuk α: 38,7 GPa | ||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | bentuk α: 0,261 | ||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 450–865 MPa | ||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 675–1200 MPa | ||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-27-9 | ||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||
Penamaan | dari Ytterby (Swedia), di mana ia ditambang | ||||||||||||||||||||||
Penemuan dan isolasi pertama | Carl G. Mosander (1843) | ||||||||||||||||||||||
Isotop terbium yang utama | |||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||
Terbium adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Tb dan nomor atom 65. Ia merupakan logam tanah jarang berwarna putih keperakan yang dapat ditempa dan ulet. Menjadi anggota kesembilan dari deret lantanida, terbium adalah logam yang cukup elektropositif yang bereaksi dengan air, menghasilkan gas hidrogen. Terbium tidak pernah ditemukan di alam sebagai unsur bebas, tetapi terkandung dalam banyak mineral, meliputi serit, gadolinit, monasit, xenotim, dan euksenit.
Kimiawan Swedia Carl Gustaf Mosander menemukan terbium sebagai unsur kimia pada tahun 1843. Dia mendeteksinya sebagai pengotor dalam itrium oksida, Y
2O
3. Itrium dan terbium, serta erbium dan iterbium, dinamai dari desa Ytterby di Swedia. Terbium tidak diisolasi dalam bentuk murni hingga munculnya teknik pertukaran ion.
Terbium digunakan untuk mendoping kalsium fluorida, kalsium wolframat, dan stronsium molibdat dalam perangkat padat, dan sebagai penstabil kristal sel bahan bakar yang beroperasi pada suhu tinggi. Sebagai komponen dari Terfenol-D (paduan yang mengembang dan berkontraksi saat terpapar medan magnet lebih dari paduan lainnya), terbium digunakan dalam aktuator, sistem sonar angkatan laut, dan sensor.
Sebagian besar pasokan terbium dunia digunakan dalam fosfor hijau. Terbium oksida ada pada lampu fluoresen dan televisi serta tabung sinar katoda (CRT). Fosfor hijau terbium digabungkan dengan fosfor biru europium divalen dan fosfor merah europium trivalen untuk menghasilkan teknologi pencahayaan trikromatik, cahaya putih efisiensi tinggi yang digunakan untuk penerangan standar dalam pencahayaan dalam ruangan.