Bagian dari seri artikel mengenai |
Pandemi Covid-19 |
---|
|
Portal COVID-19 |
Tes penyakit koronavirus 2019 dapat mengidentifikasi virus SARS-CoV-2 dan termasuk metode-metode yang dapat mendeteksi keberadaan virus tersebut, dan juga antibodi yang diproduksi untuk merespons penularan virus. Deteksi antibodi (serologi) dapat digunakan untuk diagnosa dan pengamatan populasi. Uji antibodi menunjukkan berapa banyak orang yang telah tertular penyakit, termasuk yang memiliki simtom minor maupun tidak memiliki simtom (asimtomatis). Walaupun demikian, durasi dan efektivitas respons imunisasi COVID-19 masih belum jelas.[1]
Dikarenakan jumlah tes yang terbatas, maka per Maret 2020 belum ada negara yang memiliki data yang dapat dipercaya untuk jumlah orang yang terkena penyakit ini.[2] Per 29 April, negara-negara yang memiliki data pengujian hanya memiliki data untuk 1.4% dari jumlah populasi mereka, dan tidak ada negara yang memiliki jumlah sampel lebih dari 14% jumlah populasinya.[3] Terdapat variasi jumlah pengujian yang dilakukan dari negara ke negara.[4] Hal ini juga mempengaruhi laporan jumlah kematian karena penyakit ini, yang mungkin lebih dari yang diperkirakan, karena bias penghitungan.[5][6][7]