22Ti Titanium | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengucapan | /titanium/[1] | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penampilan | metalik abu-abu putih keperakan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titanium dalam tabel periodik | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 22 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan 4 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Periode | periode 4 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Blok | blok-d | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | logam transisi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Ar] 3d2 4s2 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 10, 2 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 1941 K (1668 °C, 3034 °F) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik didih | 3560 K (3287 °C, 5949 °F) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 4,506 g/cm3 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 4,11 g/cm3 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 14,15 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 425 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 25,060 J/(mol·K) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat atom | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | −2, −1, 0,[2] +1, +2, +3, +4[3] (oksida amfoter) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,54 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 658,8 kJ/mol ke-2: 1309,8 kJ/mol ke-3: 2652,5 kJ/mol (artikel) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 147 pm | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 160±8 pm | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | susunan padat heksagon (hcp) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | 5.090 m/s (pada s.k.) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | 8,6 µm/(m·K) (suhu 25 °C) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 21,9 W/(m·K) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | 420 nΩ·m (suhu 20 °C) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Arah magnet | paramagnetik | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | +153,0×10−6 cm3/mol (293 K)[4] | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 116 GPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | 44 GPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus curah | 110 GPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | 0,32 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Mohs | 6,0 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 830–3420 MPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 716–2770 MPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-32-6 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penemuan | W. Gregor (1791) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isolasi pertama | J. Berzelius (1825) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Asal nama | Martin H. Klaproth (1795) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isotop titanium yang utama | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan nomor atom 22. Unsur ini merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut, aqua regia, dan klorin) dengan warna putih-metalik-keperakan.
Titanium ditemukan di Cornwall, Kerajaan Britania Raya pada tahun 1791 oleh William Gregor dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth dari mitologi Yunani Titan. Elemen ini ada di antara deposit-deposit berbagai mineral, diantaranya rutile dan ilmenit, yang banyak terdapat pada kerak bumi dan litosfer, serta pada hampir semua makhluk hidup, batuan, air, dan tanah.[5] Logam ini diekstrak dari bijih mineralnya melalui proses Kroll[6] atau proses Hunter. Senyawanya yang paling umum, titanium dioksida, adalah fotokatalisator umum dan digunakan dalam pembuatan pigmen putih.[7] Senyawa lainnya adalah titanium tetraklorida (TiCl4), komponen layar asap dan katalis; dan titanium triklorida (TiCl3), digunakan sebagai katalis dalam produksi polipropilena.[5]
Titanium dapat digunakan sebagai aloi dengan besi, aluminium, vanadium, dan molybdenum, untuk memproduksi aloi yang kuat namun ringan untuk penerbangan (mesin jet, misil, adan wahana antariksa), militer, proses industri (kimia dan petrokimia, pabrik desalinasi, pulp, dan kertas), otomotif, agro industri, alat kedokteran, implan ortopedi, peralatan dan instrumen dokter gigi, implan gigi, alat olahraga, perhiasan, telepon genggam, dan masih banyak aplikasi lainnya.[5]
Dua sifat yang paling berguna pada titanium adalah ketahanan korosi dan rasio kekuatan terhadap densitasnya yang paling tinggi di antara semua logam lain.[8] Pada kondisi murni, titanium sama kuat dengan beberapa baja, tetapi lebih ringan.[9] Ada dua bentuk alotropi[10] dan lima isotop alami dari unsur ini, 46Ti sampai 50Ti, dengan 48Ti adalah yang paling banyak terdapat di alam (73,8%).[11] Meski memiliki jumlah elektron valensi dan berada pada golongan tabel periodik yang sama dengan zirkonium, keduanya memiliki banyak perbedaan pada sifat kimia dan fisika.