Titiek Soeharto | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Mulai menjabat 1 Oktober 2024 | |
Grup parlemen | Partai Gerakan Indonesia Raya |
Daerah pemilihan | DI Yogyakarta |
Jabatan lain | Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia |
Masa jabatan 1 Oktober 2014 – 11 Juni 2018 | |
Grup parlemen | Partai Golongan Karya |
Daerah pemilihan | DI Yogyakarta |
Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (bidang pertanian, pangan, maritim dan kehutanan) | |
Mulai menjabat 22 Oktober 2024 | |
Wakil ketua | Alex Indra Lukman (PDI-P)
Panggah Susanto (Golkar) Abdul Kharis Almasyhari (PKS) Ahmad Yohan (PAN) |
Informasi pribadi | |
Lahir | Siti Hediati Harijadi 14 April 1959 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia |
Partai politik | Gerindra (sejak 2023) |
Afiliasi politik lainnya | Golkar (2012–2018) Berkarya (2018–2023) |
Suami/istri | |
Anak | Ragowo Hediprasetyo Djojohadikoesoemo (Didit) |
Orang tua |
|
Kerabat | Keluarga Soeharto Keluarga Djojohadikusumo |
Almamater | Universitas Indonesia |
Pekerjaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Siti Hediati Hariyadi (lahir 14 April 1959), lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto adalah politisi berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan putri dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto[2] Pada 2012, Titiek memutuskan untuk aktif berpolitik sebagai kader Partai Golongan Karya. Saat itu, ia menjabat sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Nelayan DPP Partai Golkar sampai 2014.[3] Kiprahnya di politik mendorongnya untuk ikut serta dalam Pemilu Legislatif 2014 dan berhasil memperoleh kursi dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Juni 2018, Titiek memutuskan untuk mundur dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya.[4]. Pada 2023 Titiek bergabung dengan Partai Gerindra dan diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Ia juga ikut serta kembali dalam Pemilu Legislatif 2024 untuk dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain berkiprah di bidang politik, Titiek juga berkiprah di bidang sosial dan budaya. Titiek dipercaya memimpin Yayasan Seni Rupa Indonesia untuk masa bakti 2010 sampai 2015 dan menjadi komentator televisi pada acara Piala Dunia FIFA 2006 di SCTV, serta dipilih sebagai salah satu juri pada acara Puteri Indonesia 2014.
Setahun setelah rezim ayahnya berakhir pada 1999, majalah Time memperkirakan kekayaan pribadinya mencapai $ 75 juta.[5]