Trilaksana

Trilaksana (Pali: tilakkhaṇa; Sanskerta: त्रिलक्षण, trilakṣaṇa), juga dikenal sebagai tiga karakteristik atau tiga corak umum, merupakan konsep Buddhisme mengenai tiga ciri umum kenyataan keberadaan, yaitu anicca (ketidakkekalan), dukkha (umum diterjemahkan sebagai "penderitaan", "ketidakpuasan", "ketidaknyamanan"),[note 1] dan anatta (tanpa atma).[5][6][7][8][9] Ketiga ciri tersebut berlaku pada semua fenomena yang berkondisi (saṅkhāra). Ciri ketiga, yaitu anatta, juga menjadi ciri dari fenomena yang tidak berkondisi (Nirwana).

Konsep-konsep yang menyatakan bahwa manusia tunduk pada delusi atas tiga karakteristik keberadaan, delusi tersebut mengakibatkan penderitaan, dan penghapusan delusi tersebut mengakibatkan berakhirnya dukkha, merupakan tema sentral dalam Empat Kebenaran Mulia. Kebenaran mulia yang terakhir merujuk pada Jalan Mulia Berunsur Delapan.

  1. ^ Monier-Williams 1899, hlm. 483, entry note: .
  2. ^ Analayo (2013).
  3. ^ Beckwith (2015), hlm. 30.
  4. ^ Alexander (2019), hlm. 36.
  5. ^ Steven Collins (1998). Nirvana and Other Buddhist Felicities. Cambridge University Press. hlm. 140. ISBN 978-0-521-57054-1. 
  6. ^ Richard Gombrich (2006). Theravada Buddhism. Routledge. hlm. 47. ISBN 978-1-134-90352-8. All phenomenal existence [in Buddhism] is said to have three interlocking characteristics: impermanence, dukkha and lack of soul, that is, something that does not change. 
  7. ^ Robert E. Buswell Jr.; Donald S. Lopez Jr. (2013). The Princeton Dictionary of Buddhism. Princeton University Press. hlm. 42–43, 47, 581. ISBN 978-1-4008-4805-8. 
  8. ^ Carl Olson (2005). The Different Paths of Buddhism: A Narrative-Historical Introduction. Rutgers University Press. hlm. 63–4. ISBN 978-0-8135-3778-8. 
  9. ^ Anggara, Indra. "AN 3.136: Uppādāsutta". SuttaCentral. Diakses tanggal 2022-09-18. 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan


Developed by StudentB