Tuberkulosis

Tuberkulosis
Hasil Sinar-X dada seorang penderita Tuberkulosis tingkat lanjut. Panah putih menunjukkan adanya infeksi pada kedua belah paru-paru. Panah hitam menunjukkan adanya lubang yang sudah terbentuk.
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular, Pulmonologi Sunting ini di Wikidata
PenyebabMycobacterium tuberculosis[1]
Faktor risikoMerokok, HIV/AIDS[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandaBatuk kronis, demam, hemoptisis, berat badan turun[1]
DiagnosisRadiograf dada, kultur, tes Mantoux, IGRA[1]
Kondisi serupaPneumonia, histoplasmosis, sarcoidosis, kokidioidomikosis[2]
Tata laksana
PencegahanSkrining bagi orang-orang dengan risiko tinggi TB, pengobatan pasien-pasien TB, vaksinasi dengan basil Calmette-Guérin (BCG)[3][4][5]
PerawatanAntibiotik[1]
Distribusi dan frekuensi
Prevalensi25% populasi dunia (TB laten)[6]
Kematian1.3 juta orang (2022)[6]

Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus") atau kematus[7]merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc").[8] Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.[9]

Infeksi TB sebagian besar bersifat tanpa gejala dan laten (sering disebut TB laten). Namun, satu dari sepuluh kasus infeksi laten berkembang menjadi penyakit aktif (TB aktif). Bila tuberkulosis tidak diobati, maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal. Sebelum ditemukannya antibiotik yang ampuh untuk menangani TB (sekitar tahun 1900 awal) diperkirakan 1 dari 7 orang di dunia meninggal karena penyakit ini.

Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah pada sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan). Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui rontgen dada) serta pemeriksaan fisik dan dilakukan kultur mikrobiologis. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah (IGRA). Pengobatan TB aktif memerlukan pemberian beberapa antibiotik secara teratur dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. Dengan perkembangan antibiotik yang ada saat ini pengobatan TB yang dilakukan dengan baik akan memberikan tingkat kesembuhan diatas 90 %.

Namun, apabila pengobatan tidak dilakukan dengan teratur dan dengan jangka waktu yang diperlukan, bakteri TB tersebut bisa kembali kambuh dan beradaptasi menjadi resisten terhadap antibiotik. Resistansi antibiotik merupakan masalah yang besar pada penanganan epidemi TB. Infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (atau sering disebut TB MDR) memerlukan pengobatan yang jauh lebih berat dengan dosis obat yang jauh lebih tinggi dan tingkat kesembuhan yang jauh lebih rendah. Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.

  1. ^ a b c d e "Tuberculosis (TB)". who.int (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2020. Diakses tanggal 8 May 2020. 
  2. ^ Ferri FF (2010). Ferri's differential diagnosis : a practical guide to the differential diagnosis of symptoms, signs, and clinical disorders (edisi ke-2nd). Philadelphia, PA: Elsevier/Mosby. hlm. Chapter T. ISBN 978-0-323-07699-9. 
  3. ^ Hawn TR, Day TA, Scriba TJ, Hatherill M, Hanekom WA, Evans TG, et al. (December 2014). "Tuberculosis vaccines and prevention of infection". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 78 (4): 650–71. doi:10.1128/MMBR.00021-14. PMC 4248657alt=Dapat diakses gratis. PMID 25428938. 
  4. ^ Implementing the WHO Stop TB Strategy: a handbook for national TB control programmes. Geneva: World Health Organization (WHO). 2008. hlm. 179. ISBN 978-92-4-154667-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2021. Diakses tanggal 17 September 2017. 
  5. ^ Implementing the WHO Stop TB Strategy: a handbook for national TB control programmes. Geneva: World Health Organization (WHO). 2008. hlm. 179. ISBN 978-92-4-154667-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2021. Diakses tanggal 17 September 2017. 
  6. ^ a b "Tuberculosis (TB)". World Health Organization (WHO). 16 February 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 December 2013. Diakses tanggal 15 September 2018. 
  7. ^ Stevens, Alan M.; Tellings, A. Ed Schmidgall (2004). A Comprehensive Indonesian-English Dictionary (dalam bahasa Inggris). Ohio University Press. ISBN 978-0-8214-1584-9. 
  8. ^ Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic Pathology (edisi ke-8th). Saunders Elsevier. hlm. 516–522. ISBN 978-1-4160-2973-1. 
  9. ^ Konstantinos A (2010). "Testing for tuberculosis". Australian Prescriber. 33 (1): 12–18. 

Developed by StudentB