Artikel ini merupakan bagian dari seri |
Teisme |
---|
Tuhan personal, Tuhan pribadi, atau dewa-dewi personal adalah Tuhan yang dapat dikaitkan sebagai sebuah pribadi yang mempunyai sifat-sifat—dan bahkan wujud—seperti manusia,[1] alih-alih sebagai kekuatan impersonal, seperti "Yang Mutlak" atau "Hukum Alam". Dalam konteks Kekristenan dan agama Abrahamik lainnya, istilah "Tuhan personal" juga merujuk pada inkarnasi dari Tuhan sebagai pribadi manusia. Dalam konteks agama Hindu, istilah "dewa-dewi personal" juga merujuk pada Istadewata, yaitu dewa-dewi yang difavoritkan sebagai preferensi pribadi seorang pemuja.
Dalam kitab suci agama-agama Abrahamik, Tuhan digambarkan sebagai pencipta pribadi, berbicara dari sudut pandang orang pertama dan menunjukkan emosi seperti kemarahan dan kebanggaan, dan kadang-kadang muncul dalam bentuk antropomorfik. Misalnya dalam Taurat, Tuhan berbicara dengan dan memberi petunjuk kepada para nabi-Nya dan memiliki kehendak, emosi (seperti kemarahan, kesedihan dan kebahagiaan), niat, dan atribut lain yang menjadi karakteristik pribadi manusia. Hubungan pribadi dengan Tuhan dapat digambarkan dengan cara yang sama seperti hubungan manusia, seperti "Bapa" dalam Kekristenan, atau seperti "Sahabat" dalam Sufisme.[2]
Sebuah survei pada tahun 2019 oleh Pew Research Center melaporkan bahwa 70% orang dewasa Amerika Serikat memandang bahwa "Tuhan adalah personal yang dengannya manusia dapat menjalin hubungan", sementara 15% percaya bahwa "Tuhan adalah kekuatan impersonal."[3] Selain itu, survei tahun 2019 oleh National Opinion Research Center melaporkan bahwa 77,5% orang dewasa Amerika Serikat percaya pada Tuhan personal.[4] Survei "Lanskap Agama 2014" yang dilakukan oleh Pew Research Center melaporkan bahwa 77% orang dewasa Amerika Serikat percaya pada Tuhan personal.[5]