Waisak | |
---|---|
Nama resmi | Vesākha Vesak Wesak Waisak Visakah Puja Vaishaka Buddha Purnima Visakha Bucha Saga Dawa |
Nama lain | Trisuci Waisak |
Dirayakan oleh | Seluruh tradisi Buddhis |
Jenis | Agama Buddha |
Makna | Kelahiran, Kecerahan, dan Wafatnya Buddha Gotama |
Kegiatan | Meditasi, mempraktikkan delapan sila, bederma, "memandikan" rupang bayi Pangeran Siddhartha |
Tanggal | Bulan penuh Taurus pertama, bulan Mei (tahun biasa) atau Juni (tahun kabisat) |
Terkait dengan | Hanamatsuri Hari Bodhi |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme Theravāda |
---|
Buddhisme |
Waisak (Pali: Vesākha Pūjā; Sanskerta: Vaiśākha), juga dikenal sebagai Trisuci Waisak, merupakan hari raya terpenting Buddhisme yang memperingati kelahiran, kecerahan, dan wafatnya Buddha Gotama.[1] Kata vesak berasal dari istilah Pali vesākha atau Sanskerta vaiśākha untuk nama bulan Vaisakha pada kalender India kuno, yang diyakini sebagai bulan kelahiran Buddha.[2] Hari raya Waisak juga sering disebut sebagai Hari Buddha.
Waisak biasanya jatuh sekitar bulan Mei (tahun biasa) atau bulan Juni (tahun kabisat) pada waktu bulan purnama untuk memperingati tiga peristiwa penting yang, secara tradisional, terjadi pada bulan yang sama dengan tahun yang berbeda, yaitu:
Keputusan merayakan Waisak dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Dalam tradisi Asia Timur, perayaan Hari Lahir Buddha biasanya terjadi sekitar waktu tradisional Waisak, sedangkan kecerahan dan wafatnya Buddha dirayakan sebagai hari raya terpisah yang terjadi pada waktu lain dalam kalender seperti Hari Bodhi dan Hari Nibbāna. Dalam tradisi Asia Selatan, hari Waisak menandai kelahiran, kecerahan, dan wafatnya Sang Buddha.[3][4][5][6] Di Indonesia, peringatan tiga peristiwa suci ini disebut sebagai "Trisuci Waisak".