Wonhyo | |
Hangul | 원효 |
---|---|
Hanja | 元曉 |
Alih Aksara | Wonhyo |
McCune–Reischauer | Wŏnhyo |
Nama lahir | |
Hangul | 서당 or 신당 |
Hanja | 誓幢 or 新幢 |
Alih Aksara | Seodang, or Sindang |
McCune–Reischauer | Sŏtang or Sintang |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme Mahāyāna |
---|
Wonhyo (617–686 M) merupakan seorang ketua pemikir, penulis dan komentator tradisi Korea Buddha. Fungsi-Esensi (體用), sebuah kunci konsep di dalam Buddhisme Asia Timur dan khususnya Buddhisme di Korea, disaring di dalam filsafat sinkretik dan pandangan dunia Wonhyo.[1]
Sebagai salah satu sarjana-biksu yang paling menonjol di dalam sejarah Korea, dan seorang tokoh berpengaruh di dalam perkembangan Buddhisme di Asia Timur adalah seorang intelektual dan tradisi komentarial. Karya sastra besarnya sejumlah 80 karya di dalam 240 fasikula, dan beberapa komentarnya, seperti Nirvāṇa Sūtra dan the Awakening of Faith ( Mahāyāna-śraddhotpāda Śāstra), menjadi klasik yang dihormati diseluruh Cina dan Jepang juga Korea. Sebenarnya, komentarnya di the Awakening of Faith membantu menjadikan satu dari yang paling berpengaruh dan teks belajar intensif di dalam tradisi Asia Timur Mahāyāna.[2] Master-master Cina yang dipengaruhi oleh Wonhyo termasuk Fazang, Li Tongxuan, dan Chengguan. Biarawan Jepang Gyonen Tanah Suci Buddhisme dan Zenshu dan Joto dari sekolah Faziang juga dipengaruhi olehnya.[3]
Dengan hidupnya yang mencakup akhir periode Tiga Kerajaan Korea dan permulaan dari Silla Bersatu, Wonhyo memainkan sebuah peranan vital di dalam penerimaan dan asimilasi jangkauan luas doktrinal arus Buddha yang mengalir ke Semenanjung Korea pada saat itu. Wonhyo sangat tertarik dengan, dan terpengaruh dengan pemikiran Tathāgatagarbha, Yogācāra dan Hwaom. Meskipun di dalam karya ilmiah yang luas, terdiri sebagai komentar dan esai, ia memeluk seluruh spektrum agama Buddha yang telah diterima di Korea, termasuk sekolah-sekolah seperti sekolah Buddha Tanah Murni, Nirvana, Sanlun dan Tiantai (Lotus Sūtra).